Netizen mengkhawatirkan efek jangka panjang yang mungkin bisa timbul akibat mengkombinasikan vaksin Covid-19 tanpa rekomendasi medis. Lebih baik, dosis kedua disesuaikan saja dengan dosis pertama. Menurut akun @Valosenadya1, sebaiknya mengikuti anjuran WHO saja. Agar setiap orang menerima dua dosis vaksin Covid-19 dari jenis atau merek vaksin yang sama.
“Data efektivitas dan tingkat keamanan penggunaan vaksin Covid-19 dari jenis yang berbeda masih sangat terbatas,” ungkapnya.
Senada dilontarkan @errrrricaaaaa. Kata dia, kalau belum ada research tentang kombinasi merek vaksin, lebih baik jangan kombinasi vaksin dulu. Sesuaikan saja dengan dosis vaksin pertama.
“Jadi agak takut, ini sebenarnya boleh apa nggak. Kita nggak tahu juga efek jangka panjangnya kalau campur-campur gituh. Takut side effect-nya sih,” ujar @tumisoseng.
Menurut @RodriChen, setiap vaksin memiliki ketentuan jumlah kali dosis masing-masing. Misalnya, Hepatitis B perlu tiga dosis. Begitupun dengan vaksin Covid-19 yang ada di Indonesia, semuanya butuh dua dosis. “Per 10 Agustus 2021, belum ada kombinasi vaksin beda merk yang direkomendasi WHO” tutur @ RodriChen.
Sementara @readitya mendesak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera memberlakukan kombinasi vaksin AstraZaneca dengan Pfizer. Kata dia, berdasarkan penelitian, kombinasi dua merk vaksin itu menghasilkan imunitas lebih tinggi, ketimbang dua dosis AZ atau dua dosis Pfizer. “Semoga ada pertimbangan ke depannya dari Pak Menteri,” ujarnya.
“Lebih baik riset kombinasi jenis vaksin yang terbaik, atau pilihan jenis vaksin untuk booster pada penduduk, atau riset operasional cakupan vaksinasi,” kata @drpriono1.
Akun @adamprabata membeberkan, hingga kini belum ada hasil penelitian lanjutan lainnya mengenai kemampuan kombinasi vaksin selain AstraZeneca dan Pfizer. Sehingga, peningkatan kekebalan yang dimunculkan dari kombinasi vaksin lain belum diketahui.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto