Peneliti Center of Macroeconomics and Finance, Institute for Development of Economics and Finance Riza Annisa mengungkapkan sistem logistik nasional yang baik sudah tertera dalam Perpres No.26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional.
“Salah satunya juga membahas tol laut. Namun masalahnya sistem logistik nasional ketika di daerah itu belum optimal karena di daerah belum banyak yang memiliki sistem logistik daerah sebagai katalisator yang membantu percepatan sistem logistik nasional agar tercipta,” ujarnya dalam Diseminasi Hasil Studi bertema Membangun Infrastruktur Maritim Nusantara yang diselenggarakan INDEF, Selasa (31/8/2021).
Baca Juga: Ekosistem Logistik Belum Terbangun dengan Baik: INDEF: Sebabkan Biaya Mahal
Riza menyebutkan tol laut dengan konsep track follow the ship dalam perdagangan dipromosikan dengan cara penambahan armada dan pelabuhan. Sedangkan kondisi daerah belum mampu menangkap peluang tersebut, sehingga kapal balik menjadi bermuatan rendah yang menyebabkan biaya logistik menjadi mahal.
Lebih lanjut, Riza memaparkan jumlah armada angkatan laut pada 2019 sudah mencapai 32.634 armada. Jumlah tersebut, secara rinci terdiri dari 27.364 kapal pelayaran, 3.458 kapal Angkatan Laut Khusus (SIOPSUS), 1.649 kapal pelayaran rakyat, dan 160 kapal perintis.
“Ada permasalahan ketidakharmonisan tentang pengelolaan pelabuhan dan pesisir pantai dan disebabkan keterbatasan pemda dalam pengelolaan pelabuhan. Ini berimplikasi pada pembebasan lahan dalam pembangunan pelabuhan dan perluasan dan intergrasi transporasi di pelabuhan,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Alfi Dinilhaq