Masuknya PAN dalam barisan koalisi pendukung pemerintah tentu bikin para menteri dag-dig-dug. Sebab, biasanya, setiap partai koalisi mendapat jatah kursi menteri. Dengan masuknya PAN, ada potensi Jokowi kembali melakukan reshuffle kabinet dan ada menteri yang didepak.
Sejak PAN sah masuk koalisi pada Rabu lalu (25/8), memang belum ada isu kuat bakal ada reshuffle. Baik dari pihak PAN maupun parpol koalisi lain, masih menutup mulut mengenai pembagian jatah di kabinet untuk anggota koalisi baru.
Saat berpidato dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PAN, Selasa (31/8), Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan hanya menceritakan proses saat dihubungi parpol-parpol koalisi lain untuk bertemu Jokowi di Istana. Tidak membahas mengenai reshuffle.
Baca Juga: Rakernas PAN Putuskan Zulhas Bakal Maju Capres atau Cawapres
Saat ditanya wartawan soal ini, Zulkifli agak malu-malu kucing. “Waduh, kami nggak bahas itu sama sekali,” jawabnya.
Meski begitu, kalau Jokowi memberi jatah, PAN tidak akan menolak. Wakil Ketua MPR ini bilang, PANsiap dengan tugas apa pun yang diberikan. “PAN ini, di mana pun, kalau ditugaskan siap saja. Kalau tidak juga siap,” imbuhnya.
Sementara, Sekjen Eddy Soeparno menjawab dengan diplomatis. Dia bilang, reshuffle kabinet sepenuhnya hak prerogatif presiden. Makanya, PAN tidak mau pusing-pusing memikirkan hal itu. “Nggak perlu buang-buang tenaga dan pikiran untuk memikirkan hal-hal yang sifatnya spekulatif,” ucapnya.
Melihat hal ini, pakar komunikasi politik Lely Arrianie memprediksi, cepat atau lambat akan ada reshuffle. “Sebab, tidak mungkin PAN datang memberi dukungan tanpa ada deal-deal politik,” ucapnya, tadi malam.
Mengenai waktu reshuffle-nya. Lely tak bisa memprediksi. Yang jelas, saat waktunya tiba, kemungkinan PAN dapat jatah menteri sangat besar. “Kalau ada reshuffle, peluang PAN mendapat menteri pasti ada,” ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti