Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pejuang Perlawanan Anti-Taliban Ambil Kendali Penuh Atas Lembah Panjshir

Pejuang Perlawanan Anti-Taliban Ambil Kendali Penuh Atas Lembah Panjshir Kredit Foto: AFP/Ahmad Sahel Arman
Warta Ekonomi, Kabul -

Pejuang perlawanan anti-Taliban yang setia kepada pemimpin lokal Ahmad Massoud mengklaim bahwa mereka memiliki kendali penuh atas jalan masuk ke benteng mereka di Lembah Panjshir.

Ini menyusul bentrokan melawan Taliban pada Kamis (2/9/2021), lebih dari dua minggu setelah milisi Islam menyerbu ke ibukota, Kabul. Namun Taliban mengklaim mereka menimbulkan banyak korban dalam pertempuran itu.

Baca Juga: Ahmad Massoud, Anak Singa Panjshir yang Menolak Tunduk pada Taliban

Seorang juru bicara Front Perlawanan Nasional (NRF) yang terdiri dari pejuang milisi anti-Taliban dan mantan pasukan keamanan Afghanistan mengatakan gerakan itu memiliki kendali penuh atas semua jalan masuk dan pintu masuk ke Lembah Panjshir dan telah mendorong kembali upaya Taliban untuk merebut distrik Shotul.

"Musuh melakukan beberapa upaya untuk memasuki Shotul dari Jabul-Saraj, dan gagal setiap kali," katanya, mengacu pada sebuah kota di provinsi tetangga Parwan.

Dikelilingi oleh pegunungan yang tertutup salju yang menjulang tinggi, Lembah Panjshir yang terjal, yang dimulai sekitar 80 kilometer (50 mil) utara ibu kota Kabul, adalah benteng perlawanan setelah Taliban menyerbu Kabul pada 15 Agustus dan merebut kekuasaan.

Tetapi Taliban juga mengatakan telah menimbulkan banyak korban di NRF.

"Kami memulai operasi setelah negosiasi dengan kelompok bersenjata lokal gagal," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, Kamis (2/9/2021), AFP melaporkan.

Sejak 15 Agustus, beberapa ribu pejuang dari milisi lokal dan sisa-sisa angkatan bersenjata pemerintah telah berkumpul di Panjshir di bawah kepemimpinan Massoud, putra pahlawan perlawanan Afghanistan, Ahmad Shah Massoud.

Upaya untuk merundingkan penyelesaian tampaknya telah gagal, dengan masing-masing pihak menyalahkan pihak lain atas kegagalan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: