3. Tenaga Ahli di Bidang Teknologi Semakin Dibutuhkan
Meski industri telekomunikasi diproyeksikan akan tetap bertumbuh seperti yang terlihat dari penguatan beberapa emiten telekomunikasi di tahun 2020, namun, perusahaan telekomunikasi sekarang juga mengkhawatirkan beberapa faktor yang nantinya akan menjadi penghambat pertumbuhan bisnis mereka.
Secara global, 55% pelaku usaha telekomunikasi mengkhawatirkan kurangnya ketersediaan pekerja terampil dan biaya tenaga kerja. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan telekomunikasi berinisiatif untuk memberikan pelatihan in-house sebagai cara untuk menyiasati kurangnya tenaga ahli dalam bidang IT atau telekomunikasi di pasaran.
Begitu juga dengan kondisi di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa Indonesia membutuhkan minimal 9 juta talenta digital dalam 15 tahun ke depan, atau sekitar 600.000 talenta digital baru per tahun, agar dapat membangun ekosistem digital yang baik di masa depan. Perusahaan telekomunikasi pun mencari cara untuk mengatasi kelangkaan tersebut, salah satunya dengan menerapkan mode perekrutan baru yang bekerja sama dengan sekolah pemrograman ternama.
“Transformasi digital adalah salah satu skema percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi. Di sini, pelaku usaha diharapkan bisa beradaptasi secara cepat dengan permintaan pasar digital,” pesan Johanna Gani, CEO/Managing Partner Grant Thornton Indonesia kepada para pelaku usaha.
“Pemerintah juga memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur telekomunikasi guna mewujudkan ketersediaan jaringan yang merata di seluruh pelosok tanah air. Tidak hanya itu sumber daya manusia dengan keterampilan di bidang IT juga akan menjadi faktor mendasar (fundamental) yang tentunya akan mempercepat proses transformasi digital ini.” tutup Johanna.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: