Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Armand Hartono: Manusia Harus Terus Beradaptasi, Jangan Takut dengan Teknologi, Karena...

Armand Hartono: Manusia Harus Terus Beradaptasi, Jangan Takut dengan Teknologi, Karena... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Bank Central Asia (BCA), Armand Hartono yang juga anak dari orang terkaya Indonesia, Budi Hartono bercerita soal awal mula BCA bisa berkembang pesat seperti sekarang. Yaitu saat tahun 1992, BCA memutuskan membeli program dari perusahaan Amerika Serikat (AS) yang dapat melakukan transaksi secara real-time melalui satelit tanpa biaya apapun alias gratis.

Saat itu, Armand mengaku bahwa BCA tidak siap dengan dampak yang terjadi yakni orang-orang membuka rekening dan menambah jumlah tabungan ke BCA sehingga BCA dijuluki "Bank Capek Antre". Sehingga akhirnya BCA membuka cabang dan menambah karyawan. Namun, jumlah transaksi semakin meningkat hingga 5 juta akun mendaftar ke rekening BCA.

Baca Juga: Pantes BCA Sukses Besar, Armand Hartono Beberkan Pentingnya Melek Digital!

Saat Armand memutuskan berinvestasi pada mesin ATM, banyak karyawan yang menolak dan beranggapan Armand bodoh. Bahkan, kompetitor menganggap demikian. Terlebih, saat transaksi digratiskan.

Armand mengakui menjadi pemimpin harus siap dikritik, tetapi harus mencari keuntungan dengan cara yang berbeda. Inovasi inilah yang justru membawa kesuksesan pada BCA hingga hari ini. Namun, saat mesin ATM bertambah, antrian juga semakin membludak.

"Saat ada masalah mencari solusi, udah ada solusi muncul masalah lagi," ujar Armand mengaku pusing saat itu.

Dalam "EXECUTIVE LECTURE SERIES 2018 - Armand Hartono" yang ditayangkan di YouTube Universitas Gadjah Mada (UGM), Armand mengakui meski debit BCA saat ini menjadi akun terbesar secara regional karena kemudahan dalam transaksi, namun dahulu sulit membuat pelanggan ingin menggunakan kartu debit.

BCA selalu mengutamakan pelanggan, Custromer Service BCA akan selalu bertanya kepada pelanggan apa yang diinginkan. Karena itu, BCA selalu memenangkan hati para pelanggan.

Saat pertama kali kartu debit BCA dikeluarkan, BCA mengalami banyak penolakan meskipun gratis. Namun, Armand tidak patah semangat. Ia terus mencoba lagi dan lagi. Karena itu, penting nyatanya memiliki kegigihan. Karena kegigihan adalah gabungan dari kegagalan dan penolakan. Menurut Armand, kegigihan harus dilatih sehingga jadi terbiasa.

Lebih lanjut, Armand berujar bahwa kesuksesannya hari ini bukanlah sebuah proses yang mudah. Meski anak dari keluarga Djarum, namun kakeknya buyutnya telah gagal lebih dari sembilan kali. Barulah di percobaan ke-10 kakeknya perlahan menikmati hasil.

Tapi, tak sampai disitu, kakeknya dan ayah Armand, Budi Hartono, pernah merasakan 2x pabriknya dibakar dan 1x rumahnya dibakar. Armand juga pernah merasakan gudang dibakar saat masih ada karyawan di dalamnya.

Menurut Armand, pengalaman itu biasa bagi seorang pengusaha yang memang harus selalu berusaha. Karena itu, Armand mengingatkan kepada anak muda untuk menurunkan ekspektasinya bahwa sukses bukanlah perkara yang mudah. Harus melalui banyak rintangan, cobaan, ujian, kegagalan dan penolakan.

Meski sudah mencoba banyak produk dan bisnis, namun Armand berujar hal tersukses bagi BCA adalah manusia. Fokus pada pelanggan dan menjaga kepercayaan adalah aset terpenting yang juga dimiliki BCA.

Karena itu, ketika BCA beralih ke teknologi, BCA tidak pernah menambah karyawan tetapi bisnis BCA selalu berkembang karena kepercayaan pelanggan akan teknologi BCA. Armand paham betul bahwa perubahan teknologi saat ini sangat cepat bahkan bisa hanya dengan kurun waktu bulanan. Sehingga, manusia harus cepat beradaptasi.

Jika model bisnisnya hanya linear, akan kalah telak dengan model bisnis eksponensial yang menggunakan teknologi.

"Kemampuan yang dibutuhkan adalah mau beradaptasi dan berani mencoba hal baru," ujar Armand.

Dengan menggunakan teknologi, Armand bisa menjadikan karyawan BCA lebih efisien. Dari yang awalnya 200 untuk pabrik, menjadi cukup tiga orang engineer. Namun, karyawan lainnya tidak dikeluarkan, melainkan dilatih untuk pekerjaan lain.

"Jangan takut dengan teknologi, teknologi justru membantu kita," tutur Armand.

Saat ini BCA memiliki Internet of Things (IoT) yang terkoneksi dengan 700 ribu mesin. Ini karena 97,5% persen transaksi berasal dari internet dan 2,5% hanya dari cabang. Bagi Armand, cabang tetap penting karena kalau ada apa-apa, customer tetap membutuhkan manusia.

Ini karena tidak semua hal membutuhkan teknologi. Seperti sepatu, baju yang manusia kenakan, dan lain sebagainya.

Lebih lanjut, Armand mengakui banyaknya perusahaan finansial teknologi saat ini. Tetapi, kehadiran mereka tidak membuat BCA gentar, justru BCA berinvestasi kepada perusahaan-perusahaan tersebut.

Sejak kecil, Armad diajarkan sukses itu bukan ketika hidup menjadi siapa, tetapi sukses adalah ketika sudah tidak ada di dunia, akan meninggalkan apa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: