Dulu Menolak Internet dan Hancurkan TV, Taliban Kini Sangat Aktif Manfaatkan Medsos
Awal Mei lalu, saat pasukan Amerika Serikat dan NATO mulai menarik pasukan terakhir mereka dari Afganistan, Taliban langsung menggencarkan serangan militer atas pasukan pemerintah setempat.
Namun, mereka juga melakukan suatu hal yang langka dilakukan selama berkonflik di Afghanistan: Taliban meluncurkan kampanye di media sosial secara komprehensif.
Baca Juga: Evakuasi Diramal Tanpa Hambatan, Orangnya Biden: Taliban Sudah Berjanji...
Satu jaringan akun di media sosial ini menyoroti kegagalan rezim di Kabul sekaligus memuji pencapaian Taliban.
Sejumlah cuitan saat itu menyebarkan kemenangan-kemenangan terkini Taliban - terkadang terlalu dini untuk disiarkan - sambil menyertakan beberapa tagar, seperti #kabulregimecrimes (yang dilampirkan ke cuitan-cuitan yang menuduh pemerintah Afghanistan melakukan kejahatan perang); #westandwithTaliban (upaya untuk melancarkan dukungan masyarakat akar rumput) dan (pertolongan dari Allah dan kemenangan sudah dekat).
Tagar-tagar pertama itu setidaknya jadi tren di Afghanistan.
Sebagai respons, Amrullah Saleh sebagai Wakil Presiden Afghanistan saat itu memperingatkan militer dan masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh apa yang ia sebut sebagai "klaim-klaim palsu kemenangan Taliban di media sosial".
Dia juga meminta masyarakat untuk tidak membagikan detail operasi militer pemerintah yang bisa membahayakan keamanan.
Perkembangan itu menunjukkan bahwa Taliban sudah berubah sikap dari penolakannya atas teknologi informasi dan media modern, kini sudah membangun elemen-elemen media sosial untuk memperkuat pesan mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: