Disimak! Sifat Asli Teroris Al-Qaeda dan ISIS Akhirnya Dibongkar Bos Pentagon
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin pada Kamis (9/9/2021) mengatakan kelompok ekstremis Al-Qaeda kemungkinan akan mencoba untuk kembali regenerasi di Afghanistan. Menurutnya Al-Qaeda dan kelompok teroris lainnya seperti ISIS memiliki selalu berupaya mencari celah untuk regenerasi.
"Sifat Alqaeda dan ISIS adalah mereka akan selalu berusaha menemukan ruang untuk tumbuh dan beregenerasi, apakah itu di sana, apakah itu di Somalia, atau apakah itu di ruang lain yang tidak diatur. Saya pikir itulah sifat organisasi tersebut," ujar Austin.
Baca Juga: Angkatan Darat Amerika Ternyata Bekerja untuk Tutup Biaya Penarikan Afghanistan
Taliban telah memberikan perlindungan bagi Alqaeda ketika mereka memerintah Afghanistan dari 1996 hingga 2001. Pasukan AS dan sekutu kemudian melakukan invasi dan menggulingkan Taliban. Mereka digulingkan karena menolak menyerahkan para pemimpin Alqaeda setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Selama 20 invasi AS di Afghanistan, jumlah pengikut Alqaeda sangat berkurang. Namun muncul pertanyaan tentang prospek masa depan Alqaeda dengan Taliban yang kembali menguasai Afghanistan.
Austin mengatakan Alqaeda kemungkinan menjadikan Afghanistan sebagai basis mereka. Dia telah meminta kepada Taliban agar tidak membiarkan Alqaeda kembali muncul di Afghanistan. “Kami memberi tahu Taliban bahwa kami berharap mereka tidak membiarkan hal itu terjadi,” terang Austin.
Dalam kesepakatan antara Taliban dan AS pada Februari 2020, para pemimpin Taliban berjanji untuk tidak mendukung Alqaeda atau kelompok ekstremis lain yang akan mengancam AS. Para pejabat AS percaya Taliban mempertahankan hubungan dengan aalqaeda dan banyak negara, termasuk negara-negara Teluk Arab. AS khawatir kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan dapat membuka pintu bagi kebangkitan pengaruh Alqaeda.
Austin menegaskan militer AS mampu menahan Alqaeda atau ancaman dari kelompok ekstremis lainnya yang berasal dari Afghanistan dengan menggunakan pesawat pengintai dan serangan yang berbasis di tempat lain, termasuk di Teluk Persia. Namun Austin mengakui upaya untuk mengatasi ancaman dari kelompok ekstremis akan lebih sulit tanpa kehadiran pasukan AS dan tim intelijen yang berbasis di Afghanistan.
Austin yang merupakan seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat memiliki jaringan kontak di kawasan Teluk. Dia membangun jaringan ketika bertugas memimpin AS dan pasukan koalisi di Irak. Dia juga pernah menjabat sebagai kepala Komando Pusat AS yang mengawasi operasi militer AS di Timur Tengah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto