Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka terus digoda untuk maju sebagai Gubernur DKI di Pilkada 2024. Setelah didorong-dorong orang parpol, kini gantian Nahdlatul Ulama (NU) yang ikut menjagokan Gibran. Kalau lihat makin banyaknya dukungan, Gibran untuk Gubernur DKI bukan mission impossible.
Dukungan itu terjadi ketika putra sulung Presiden Jokowi itu ikut menghadiri acara donor darah dan plasma konvalesen Pimpinan Wilayah (PW) NU DKI, Sabtu (11/9). Selain Gibran, acara itu juga dihadiri Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, Ketua Umum PMI DKI Jakarta, Rustam Effendi, dan Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yogo.
Baca Juga: Refly Harun Tanya Kenapa PWNU DKI Mengundang "Gus" Gibran?
Gibran datang dengan setelan batik lengan panjang, tetapi dibalut rompi warna hijau lumut tua. Rompi dengan logo NU di dada kiri dan bendera merah putih di dada kanan ini juga dikenakan Wagub DKI.
Gibran tiba lebih awal dari Riza. Bos Markobar ini juga ikut menyambut kehadiran Riza dan menyaksikannya dipakaikan rompi NU. Namun, politisi Gerindra itu mula-mula gak ngeh kalau yang menyambut dan menyalaminya itu adalah Gibran karena tertutup masker. Beberapa saat kemudian, baru ngeh kalau itu adalah putra orang nomor 1 di Indonesia. Spontan, kedua tangannya ia langsung memegang erat bahu Gibran.
Meskipun bukan di wilayah kekuasaannya, Gibran tetap dikasih panggung oleh NU DKI untuk memberikan sambutan. Namun, kapasitas Gibran berbicara bukan sebagai Wali Kota Solo, melainkan Ketua Majelis Pertimbangan Pengurus Nasional Karang Taruna.
Dalam sambutannya, Gibran tak segan-segan memuji penanganan Covid-19 di Jakarta. Bahkan, Gibran tak malu mengakui, Jakarta selalu jadi rujukannya dalam setiap rapat dengan anak buahnya di Pemkot Solo.
Usai Gibran, giliran Ketua Umum PWNU DKI, Samsul Ma’arif yang bicara. Dalam sambutannya itu, Samsul berkali-kali sampaikan pujian terhadap Gibran. Bahkan, Gibran diberi panggilan istimewa, yakni Gus Gibran.
Gus adalah gelar Jawa yang populer di kalangan pesantren, bermakna bagus, tampan, atau pandai. Bisa juga menjadi gelar putra dari seorang Kyai yang belum cukup disebut Kyai.
Samsul bilang, panggilan Gus Gibran itu keluar sendiri dari mulutnya secara spontan. Kendati demikian, Gus Gibran itu bagi dia punya arti tersendiri. "Generasi muda sudah waktunya menjadi pemimpin," kata Kyai Samsul.
Ia tak segan-segan menyebut Gus Gibran sudah waktunya naik kelas. Dari Wali Kota menjadi Gubernur di Ibu Kota. "Layak memimpin Jakarta," dukungnya.
Selain Kyai Samsul, Ketua Satgas Donor Darah dan Plasma Konvalasen PWNU DKI KH Asyik Samsul Huda juga memanggil Gibran dengan gelar Gus. Keduanyalah yang pertama kali menyematkan gelar Gus kepada ayah Jan Ethes ini.
Apa tanggapan PDIP selaku partai tempat Gibran bernaung? Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPP PDI Perjuangan, Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul tak terlalu mempersoalkan soal dijagokannya Gibran untuk maju di Pilgub DKI.
"Ya monggo saja, tapi kalau partai belum ada pikiran apapun ke sana (Pilkada, red)," kata Bambang ketika dikonfirmasi Rakyat Merdeka, kemarin.
Karena Pilkada, menurutnya, masih jauh. Sekitar 3 tahun lagi. Sementara sebelum Pilkada, ada 2 hajatan yang tak kalah penting untuk dipersiapkan. Yakni Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang bakal digelar pada 21 Februari 2024.
Yang terdekat adalah tahapan persiapan partai peserta Pemilu 2024 pada April 2022. Sekitar 6-7 bulan lagi. "Kemudian bicara soal Pilkada, kalau nggak salah 29 November 2024. Masih sangat jauh. Partai belum berpikir ke sana," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum