Alasan yang Bikin Banyak Kaum Muda Khawatir tentang Perubahan Iklim, Siapa yang Tanggung Jawab?
Saya cemas, takut rumah kebanjiran
Dalam survei berbeda yang diadakan di Indonesia, sebanyak 89% responden mengatakan sangat khawatir akan dampak perubahan iklim.
Ada 85% orang yang mengatakan bahwa isu iklim penting bagi kehidupan mereka, dan bisa memberi dampak buruk secara langsung pada diri mereka sendiri (66%) dan generasi mendatang (74%).
Mereka yang merasa khawatir rata-rata tinggal di area yang rawan akan bencana alam, seperti Jakarta, Sumatera Utara, dan Sumatera Selatan.
Meski begitu, hanya 23% yang meyakini manusia sepenuhnya bertanggung jawab atas perubahan iklim.
Sisanya percaya bahwa hal-hal lain memberi pengaruh pada terjadinya bencana alam, seperti 'hukuman dari Tuhan' (44%), 'peringatan Tuhan' (24%), dan penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia (21%).
Serupa dengan survei global Avaaz, mereka yang berada di Indonesia juga mengaku perubahan iklim dan bencana alam telah memberi dampak negatif pada kehidupan.
Sebanyak 54% mengatakan perubahan iklim memengaruhi kesehatan fisik, dan 41% menuturkan adanya tekanan emosional dan kecemasan akan nasib diri dan keluarga.
"Saat hujan, saya merasa sangat cemas, takut kalau rumah akan kebanjiran," kata seorang responden.
Hanya 76% mengatakan pemerintah Indonesia harus bertindak untuk membuat perubahan.
Survei Indonesians & Climate Change ini diadakan oleh Purpose Climate Lab, dengan 2.073 responden dari 27 wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia secara daring dan luring.
Survei global ini juga menyebut bahwa anak-anak muda merasa sangat terdampak akan ketakutan soal iklim secara psikologis, sosial, dan fisik.
Penulis utama survei ini, Caroline Hickman dari Universitas Bath, berkata kepada Roger Harrabin dari BBC News: "Ini menunjukkan bahwa kecemasan akan alam bukan hanya karena kerusakan lingkungan saja.
"Tapi tak bisa dihindari, sangat berkaitan dengan ketiadaan tindakan para pemerintah tentang perubahan iklim.
"Anak-anak muda merasa diabaikan dan tidak dipedulikan oleh pemerintah.
"Kami tidak hanya mengukur bagaimana perasaan mereka, namun apa pemikiran mereka. Empat dari 10 orang merasa ragu untuk memiliki anak.
"Para pemerintah harus mendengarkan ilmu pengetahun dan tidak mengabaikan suara anak-anak muda yang merasa cemas."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: