Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pesan Diplomat Afghanistan untuk Pemimpin Dunia: Tolak Akui Taliban

Pesan Diplomat Afghanistan untuk Pemimpin Dunia: Tolak Akui Taliban Kredit Foto: AP Photo/Bernat Armangue
Warta Ekonomi, Kabul -

Sekelompok diplomat Afghanistan dari pemerintah yang digulingkan di Kabul telah mengeluarkan pernyataan bersama yang menyerukan agar para pemimpin dunia menolak pengakuan resmi terhadap Taliban.

Para diplomat itu juga mencela para pemimpin negara sekutu karena "membiarkan rakyat Afghanistan berada di bawah belas kasihan sebuah kelompok teroris."

Baca Juga: Benarkah Ada Perpecahan dalam Tubuh Taliban Kini? Sumber Pejabat Senior Beber Fakta...

Pernyataan itu, yang disampaikan kepada Reuters sebelum dirilis ke publik, ditandatangani oleh puluhan pejabat yang beroperasi dalam semacam upaya diplomatik.

Para diplomat Afghanistan itu berupaya tanpa pemerintah untuk diwakili tetapi mereka masih bekerja dari misi di Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Turki, dan sejumlah negara lain.

Para diplomat yang menandatangani surat pernyataan dengan kata-kata keras itu semuanya berpangkat di bawah duta besar.

"Kami berkecil hati bahwa setelah 20 tahun keterlibatan, para sekutu kami meninggalkan Afghanistan dan meninggalkan rakyat kami di bawah belas kasihan kelompok teroris," demikian pernyataan para diplomat itu.

Surat pernyataan tersebut juga meminta para pemimpin dunia untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk menghentikan kekerasan Taliban terhadap perempuan, aktivis masyarakat sipil dan jurnalis.

Surat itu juga menyampaikan peringatan tentang implikasi global dari penggulingan pemerintah Afghanistan oleh Taliban.

"Keberhasilan Taliban dalam merebut kekuasaan melalui cara-cara ilegal dan kekerasan ... memberanikan kelompok teroris dan ekstremis kekerasan di seluruh dunia," tulis para diplomat Afghanistan itu.

Mereka juga menambahkan bahwa pengambilalihan kekuasaan dengan tindak kekerasan berarti "menormalkan kekerasan."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: