Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hei Bro Giring, Anies Bukan Pembohong, Lihat Kerja Nyatanya Dong, Tuh Tugu Sepatu!

Hei Bro Giring, Anies Bukan Pembohong, Lihat Kerja Nyatanya Dong, Tuh Tugu Sepatu! Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengacungkan jempolnya saat akan menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (21/9/2021). KPK memeriksa Anies Baswedan sebagai saksi untuk tersangka mantan Direktur utama Perumda Sarana Jaya Yoory Corneles Pinontoan (YRC) atas kasus dugaan korupsi pengadaan lahan di Munjul, Cipayung, Jakarta Timur. | Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Elite PDI Perjuangan Aria Bima mengungkit tugu sepatu karya Gubernur Anies Baswedan yang baru-baru ini di pajang di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Dia menyebut tugu yang berpolemik itu adalah hasil kerja nyata Anies Baswedan.

Hal ini disampaikan Aria Bima menanggapi pernyataan Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha yang menyebut Anies Baswedan pembohong dan tak layak menjadi Presiden RI.

"Apa parameternya kerja nyata? Bahkan dalam hal kecil. Termasuk bikin patung sepatu yang bikin bingung itu," kata Aria Bima kepada wartawan, Selasa (21/9/2021).

Baca Juga: Giring Serang Anies Baswedan, Pakar Hukum Tata Negara Seret Jokowi

Aria menyebut kinerja seorang pemimpin memang dinilai dari sinkronnya antara kata dan perbuatan. Menurutnya, pemimpin memang perlu bicara, tapi juga harus kerja nyata.

"Bung Karno pernah menegaskan bahwa memimpin itu adalah praktik dari satunya kata dan perbuatan. Pemimpin perlu bicara. Pemimpin harus kerja nyata. Dan antara bicara dan kerja nyata tersebut harus sinkron," tuturnya.

Aria lantas mengatakan, jika kata dan perbuatan tidak sinkron, akan timbul tuduhan pembohongan. Karena itulah, dia menyebut Anies bisa saja merangkai argumen, tapi tetap rakyat Jakarta menanti bukti.

"Jika tidak sinkron antara kata dan perbuatan, potensial menimbulkan tuduhan pembohongan publik. Sebab, rangkaian argumen rasional bisa saja disampaikan. Tetapi pada umumnya rakyat menanti bukti," tandasnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: