Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vaksinasi Singapura 80% tapi Covid-19 Bikin Lambat, Kok Bisa?

Vaksinasi Singapura 80% tapi Covid-19 Bikin Lambat, Kok Bisa? Kredit Foto: Straits Times/Ng Sor Luan
Warta Ekonomi, Singapura -

Singapura masih terus dibuat lambat oleh covid-19. Selasa (28/9/2021), Negeri Singa Putih itu melaporkan 2.236 kasus baru. Angka yang mengkhawatirkan meski Singapura sudah memvaksin 80% warganya.

Hampir setiap hari, Singapura mencatatkan rekor tertinggi penambahan kasus aktif.

Baca Juga: Kepayahan Lawan Covid-19, Singapura Siap Jika Dibantu Indonesia?

Sebagian besar pusat penyebaran virus corona di Singapura adalah kluster pemukiman, termasuk asrama dan apartemen serta kebiasaan warga untuk saling mengunjungi.

Menurut Todayonline, beberapa pemukinan yang menjadi kluster penularan adalah Blue Stars Domitory dengan 401 kasus.

Ada juga Woodlands Dormitory (216), Avery Lodge (256), dan pusat grosir Pasir Panjang dengan 106 kasus.

Larangan mengunjungi keluarga pun diberlakukan. Selama kasus meningkat, larangan ini banyak dikeluhkan warga.

Reuters juga menulis besar-besar soal pengetatatan di mana-mana.

Nyaris tak ada kelonggaran untuk warga. Singapura kembali dipaksa me-lockdown jutaan warganya.

Mulai minggu ini, Singapura kembali membatasi pertemuan sosial untuk dua orang dan menjadikan bekerja dari rumah sebagai keharusan.

Rekor kasus harian di atas 1.000 sudah terjadi dalam sepekan ini. Padahal lebih dari 80 persen populasinya telah divaksinasi Covid-19.

Warga Singapura sekarang harus membatasi pertemuan sosial menjadi sekali per hari.

Kalau pun mendesak, Pemerintah Singapura memerintahkan warganya untuk bertemu di luar ruangan.

Pengetatatan pembatasan ini berlaku hingga 24 Oktober 2021. Bisa jadi durasinya lebih panjang bila angka pertambahan kasus terus terjadi.

Yang membuat heran, penambahan kasus ini terjadi di saat Singapura sudah memvaksin 80% warganya.

Sepanjang Juli dan Agustus, kasus di Singapura meningkat hingga lebih dari 100 per hari setelah hampir setahun tidak ada infeksi.

Munculnya varian Delta dituding menjadi penyebab lonjakan infeksi. Data Singapura menunjukkan bahwa 52% penderita telah divaksinasi. Sementara 48% lainnya tidak divaksinasi. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: