Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, Aroma Intel Amerika Terendus dalam Pandora Papers

Duh, Aroma Intel Amerika Terendus dalam Pandora Papers Kredit Foto: IStock
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ada aroma intel Amerika yang tercium di skandal Pandora Papers. Pemred media China terang-terangan mengangkat kecurigaan soal ini. 

Pandora Papers memang bikin heboh dunia. Laporan ini merupakan dokumen finansial rahasia kesepakatan bisnis dan kepemilikan perusahaan di negara suaka pajak.

Baca Juga: Menyelisik Pandora Papers, Terkuaknya Skandal Pajak Orang Kaya dan Urusan Besar Pemimpin Dunia

Laporan dokumen berisi 11,9 juta file dengan volume data mencapai hampir 3 terabita ini diterbitkan konsorsium media International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ), Minggu (3/10/2021).

Mengutip AFP, secara total ICIJ menemukan hubungan antara hampir 1000 perusahaan di negara surga pajak dengan 336 politisi tingkat tinggi dan pejabat publik.

Ini kemudian membuat pemimpin redaksi media Global Times China, Hu Xijin, ikut berkomentar.

Dia kemudian bercuit di Twitter, Senin (4/10/2021). Ada pesan yang dibagi ke dunia.

Itu terkait kemungkinan badan-badan intelijen Barat yang terlibat dalam penyebaran informasi dalam Pandora Papers.

Dia mengklaim, itu dapat membantu pemerintah mereka campur tangan di negara-negara berkembang.

"Naluri saya memberi tahu saya di balik rilis makalah ini, ada keterlibatan badan intelijen Amerika dan Barat," tulis Hu dalam twitter.

Dia menduga Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) bukan satu-satunya pihak yang terlibat dalam mengambil dan menyebarkan file rahasia tersebut.

“Mereka menciptakan alat baru untuk intervensi politik mereka di negara-negara berkembang,” tambahnya.

Sejumlah pemimpin negara-negara bukan sekutu Amerika banyak yang jadi sasaran. 

Ada keluarga Aliyev Azerbaijan, Raja Yordania, Abdullah II, dan beberapa presiden Afrika.

Belum lagi Perdana Menteri Ceko Andrej Babis, Presiden Gabon Ali Bongo, Presiden Kenya Uhuru Kenyatta dan pemimpin Kongo Denis Sassou-Nguesso.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: