Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Politikus PDIP Bela Risma yang Marah-Marah: Sudah Gayanya, Nggak Bisa Diubah

Politikus PDIP Bela Risma yang Marah-Marah: Sudah Gayanya, Nggak Bisa Diubah Kredit Foto: Antara/Rony Muharrman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Video Menteri Sosial Tri Rismaharini marah-marah kepada salah seorang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Gorontalo, viral di media sosial. Sorotan dan kritikan pun tertuju kepada Risma.

Terkait itu, elite PDIP membela koleganya yang jadi perhatian. Politikus PDIP Aria Bima menyampaikan kemarahan Risma mesti dilihat dari konteksnya dan jangan dibiaskan.

Baca Juga: Bu Risma, Oh Bu Risma.. Berani Nggak Bu Marahi Erick Thohir dan Mahfud MD?

"Jangan dibiaskan marah sebagai akibat dari konteksnya untuk memperbaiki suatu rutininas birokrasi yang ada defiasi," kata Aria, melansir VIVA, Selasa (5/10).

Dia menjelaskan, konteks Risma marah di Gorontalo karena ada salah seorang petugas pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang melapor ke eks Wali Kota Surabaya itu bahwa saldonya kosong lantaran sudah dicoret pihak Kemensos. Namun, data dari petugas pendamping PKH itu berbeda dengan Kemensos.

"Dari keluarga penerima itu dicoret oleh menteri atau kementerian faktanya data kementerian ada. Jadi, pembahasannya jangan secara parsial," tutur Anggota DPR tersebut.

Pun, menurutnya konteks kemarahan Risma juga mesti dilihat sebagai gaya komunikasi atau kepemimpinan dari setiap orang yang memiliki karakter masing-masing. Ia menekankan persoalan yang memicu kemarahan Risma terkait penghilangan data.

"Orang miskin, orang yang butuh bantuan dihilangkan. Kemudian, konteksnya ada di Gorontalo," sebut Aria.

Dia tak menampik memang ada beberapa insiden Risma marah-marah dan terekspos ke publik. Namun, bukan berarti Risma seorang pemarah. Menurutnya, biar rakyat yang menilai soal gaya Risma. Sebab, dengan gayanya seperti itu, Risma menjadi Wali Kota Surabaya selama dua periode.

Bagi dia, cara Risma marah seperti di Gorontalo sebagai shock therapy. Ia menekan tak masalah bagi seorang pemimpin marah bila memang ada kekeliruan.

"Begitu loh. Ini yang saya maksudnya marahnya sebagai shock therapy. Sebagai suatu cara untuk memberikan penyegarannya yang rutinitasnya adalah sesuatu yang tidak sehat itu tadi, itu perlu. Kalau sudah gayanya begitu nggak bisa diubah. Dibuat-buat supaya lebih menarik ke publik," sebut Aria.

Viral di media sosial terkait Risma marah-marah kepada salah seorang pendamping PKH di Gorontalo. Dalam video itu, Risma tampak marah sambil menunjuk-nunjuk seseorang. Momen eks Wali Kota Surabaya itu marah-marah karena saat pendamping PKH menyampaikan ada warga yang terdata, tetapi saldonya justru tak pernah terisi lagi.

"Pendamping PKH itu menyampaikan kepada ibu menteri ada nama-nama ini saldonya kosong karena informasinya sudah dicoret. Itu yang bikin naik darahnya," kata Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Jumat, 1 Oktober 2021.

Rusli pun mengaku tak terima dan tersinggung Risma yang emosi, tapi marah-marah di depan umum. Ia bilang orang yang dimarahi Risma ada pegawainya yang hanya memiliki golongan rendah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: