Prancis Seperti Ditikam dari Belakang, Amerika Bermurah Hati Buka Pemulihan Hubungan
Prancis dan Amerika Serikat semakin dekat menuju pemulihan hubungan. Presiden Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken pada Selasa (5/10/2021) bertemu di Paris untuk mencari cara mengatasi keretakan kesepakatan.
“Kami bisa dan kami seharusnya berkomunikasi lebih baik,” kata Blinken, berbicara dalam bahasa Prancis.
Baca Juga: Dikhianati Australia Soal AUKUS, Macron: Kami Bisa Tutup Mata dan Bertindak Segera
“Kita terkadang cenderung menganggap remeh sebuah hubungan yang sama pentingnya dan sedalam yang menghubungkan Prancis dan Amerika Serikat,” tambah Blinken, seperti dikutip laman Associated Press, Rabu (6/10/2021).
Macron dan Blinken mengeksplorasi potensi kerja sama AS-Prancis di Indo-Pasifik dan area lain dalam sesi satu lawan satu sekitar 40 menit, menurut seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS. Dalam sebuah wawancara televisi Prancis setelah pertemuan dengan Macron, Blinken menerima bagian tanggung jawab AS atas ketidaksepakatan tersebut.
Pertemuan Macron dan Blinken adalah kontak langsung tingkat tertinggi antara kedua negara sejak kontroversi meletus bulan lalu dengan pengumuman kesepakatan tiga arah antara Australia, Inggris dan AS, yang dikenal sebagai AUKUS, pada 15 September keluar dari Prancis dan negara-negara Eropa lainnya.
Pertemuan itu terjadi di tengah tuntutan Prancis yang berulang-ulang agar AS memulihkan kepercayaan yang pecah dengan pengumuman kesepakatan AUKUS.
Para pejabat AS telah mengakui bahwa pengumuman AUKUS ditangani dengan buruk dan dapat mengambil manfaat dari koordinasi dengan Prancis dan anggota Uni Eropa lainnya, yang semuanya diabaikan. Mereka juga mengisyaratkan keinginan untuk menebus kesalahan, meskipun mereka telah menyarankan kemarahan Prancis adalah reaksi yang berlebihan.
Prancis menanggapi dengan marah dan secara singkat memanggil duta besarnya untuk Washington dan Canberra dalam tampilan kekesalan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pejabat Prancis menyebutnya "tikaman dari belakang" oleh sekutu dan menyatakan kekecewaannya bahwa itu terjadi setelah Biden memproklamirkan "Amerika telah kembali" dan berjanji untuk memulihkan dan menghargai hubungan trans-Atlantik yang memburuk selama pemerintahan Trump.
Prancis telah berulang kali mengatakan akan membutuhkan banyak waktu dan upaya untuk mengatasi keretakan dan bahwa insiden itu menggarisbawahi perlunya Eropa untuk mengembangkan rencana keamanan dan pertahanannya sendiri serta mengadopsi strategi Eropa untuk melawan tantangan yang berkembang dari China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto