Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gila, Tahun 2029 Waktu Tempuh dari Bodetabek ke Jakarta Capai 240-300 Menit

Gila, Tahun 2029 Waktu Tempuh dari Bodetabek ke Jakarta Capai 240-300 Menit Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perum Perumnas mengeluarkan hasil risetnya tentang jarak tempuh ke pusat kota Jakarta bila menggunakan kendaraan pribadi yang dimulai dari kawasan-kawasan di sekitar Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

“Hasil riset kami untuk rata-rata waktu tempuh ke pusat kota Jakarta terus mengalami perubahan dari tahun ke tahun,” ujar Kepala Divisi Hubungan Kelembagaan dan Komunikasi Digital Perum Perumnas, Ari Kartika dalam ujarnya dalam webinar “Hunian untuk Generasi Muda: Punya Rumah di Usia Muda? Siapa Takut”, Minggu, (17/10/2021).

Hasil riset yang disampaikannya tersebut tervisualisasi melalui citra satelit. Berdasarkan keterangan indikator tempuh ke pusat kota berdasarkan warna ungu, biru tua, biru, dan biru muda menunjukan waktu tempuh 0-90 menit yang sebagian besar terpusat di Jakarta.

Namun, untuk kawasan pinggiran pusat kota Jakarta yang berbatasan langsung seperti Bekasi, Depok, dan Tangerang memiliki yang memiliki indikator mulai warna hijau, hijau tua, dan kuning  menunjukan waktu tempuh dari 90 menit sampai 180 menit. Baca Juga: Hari gini Belum Punya Rumah? Nih 5 Tips dari Perumnas Biar Impianmu Terwujud

Sedangkan untuk kawasan Bogor, termasuk ujung kawasan Bekasi, Depok, dan Tengerang memiliki indikator warna merah dan merah tua yang menunjukan waktu tempuh 180 menit sampai 300 menit.

“Hasilnya pada 2019 waktu tempuh ke pusat kota Jakarta mencapai 150-180 menit. Tahun 2024 waktu tempuh mencapai 180-240 menit. Tahun 2029 waktu tempuh bisa mencapai 240-300  menit,” terangnya.

Dalam situasi tersebut, kata Kartika, generasi milenial perlu memiliki rumah hunian yang terintegrasi dengan moda transportasi masal atau yang disebut dengan konsep Transit Oriented Development (TOD). Konsep hunian tersebut membuat hunian dekat dan terhubung dengan halte maupun stasiun KRL.

“Itulah yang sebenarnya direncanakan dan diinginkan pemerintah pusat bahwa menuju kota pusat tidak diharapkan menggunakan transportasi pribadi tapi menggunakan transportasi masal,” jelasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: