Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produksi Senjata Maut Membuat Para Ilmuwan Khawatir, Prediksinya Perang Nuklir...

Produksi Senjata Maut Membuat Para Ilmuwan Khawatir, Prediksinya Perang Nuklir... Kredit Foto: Creative Commons
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perlombaan produksi senjata maut membuat para ilmuwan khawatir. Prediksinya, perang nuklir sudah di depan mata. Dan itu bisa bikin dampak horor dan mengerikan.

Penting untuk diingat bahwa persenjataan nuklir juga terus berubah.

Baca Juga: Pakar Kasih China Jempol karena Nuklirnya, Prancis Siap Tatap Kemenangan Tahun 2025

Negara-negara seperti India dan Pakistan kemungkinan besar memperoleh lebih banyak senjata dan senjata yang lebih kuat. Sedangkan untuk AS dan Rusia, trennya terbalik.

Ada skenario terburuk yang sudah dihitung sejumlah ilmuwan. Dampak global akibat radiasinya ternyata sangat parah.

Perang global disebut akan menyebabkan hilangnya lapisan ozon rata-rata 75 persen selama 15 tahun.

"Kami menduga bahwa ozon akan hancur setelah perang nuklir. Itu akan menghasilkan peningkatan sinar ultraviolet di permukaan bumi," kata ilmuwan iklim Alan Robock, dari Universitas Rutgers, di New Jersey seperti dikutip Science Alert, Jumat (15/10/2021).

Apa yang ditunjukkan temuan baru ini memerlihatkan kerusakan lingkungan bisa lebih parah dan berlangsung lebih lama.

Ilmuwan memperhitungkan kerusakan dari efek pemanasan awal ledakan nuklir serta hilangnya lapisan ozon dari dampak berikutnya.

Asap akan menghalangi sinar matahari pada awalnya. Dalam beberapa tahun berikutnya, semburan sinar ultraviolet yang lebih kuat akan menghantam permukaan bumi akibat rusaknya lapisan ozon.

"Ledakan awal, melalui reaksi kimia akan berkontribusi pada hilangnya ozon," awalnya.

Dampak mengerikannya, manusia menderita karena kanker kulit, rusaknya lahan pertanian hingga kelangsungan hidup seluruh ekosistem.

"Kondisi akan berubah secara dramatis. Adaptasi mungkin berhasil pada awalnya, tetapi tidak akan membantu saat suhu memanas kembali dan radiasi UV meningkat," kata ilmuwan atmosfer Charles Bardeen, dari National Center for Atmospheric Research (NCAR) di Colorado.

Para ilmuwan juga meramalkan bakal terjadi musim dingin ekstrem akibat asap dari ledakan nuklir menghalangi matahari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: