Dengar Omongan Rocky Gerung Soal 'Duo PDIP' Ganjar-Puan, Pendukung Jokowi Mencak-mencak
Ketua Relawan Jokowi Mania (JoMan), Imanuel Ebenezer, mengatakan bahwa Rocky Gerung mempunyai pola pikir ala sinisme dan mental kolonialisme. Hal itu menanggapi pernyataan Rocky yang menyebut para kaum milenial ingin tokoh-tokoh politik unjuk gigi dalam hal akademis.
Di mana, Rocky Gerung menyinggung nama Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Indonesia Raih Piala Thomas, PDIP Sebut 'Energi Positif' Jokowi
"Dia (Rocky Gerung) ingin menjajah pikiran orang lain dengan memaksakan pikirannya. Tidak ada argumentasi dia yang dibekali fakta bahwa Ganjar dan Puan ditolak milenial. Harusnya sekelas beliau punya modal fakta," kata Noel kepada wartawan, Senin (18/10/2021).
Noel mengatakan, Rocky asal bicara dan pernyataannya disebut lebih didasari kebencian. Menurutnya, semua harus berbicara dengan fakta misalnya berdasarkan hasil survei. "Ini kan tidak ada. Kalau dia berbicara atas nama milenial, dia sudah orang tua bahkan terlalu tua untuk berkumpul dengan milenial," ucapnya.
Noel menilai, pernyataan Rocky tersebut hanya untuk mencari perhatian. "Pernyataan Rocky itu memenuhi syarat sebagai delusi politik," katanya.
Ucapan Rocky Gerung
Sebelumnya, Rocky Gerung mengatakan, para kaum milenial ingin tokoh-tokoh politik unjuk gigi dalam hal akademis. Misalnya terkait dengan society 5.0 yang membahas gender equality hingga human rights, ia menyinggung nama Puan Maharani dan Ganjar Pranowo.
Awalnya Rocky mengatakan, banyak para milenials dari berbagai negara yang melempar pertanyaan kepada dirinya. Menurutnya, para milenials tersebut bertanya terkait dengan kekonyolan yang terjadi di Indonesia, salah satunya Banteng vs Celeng di internal PDIP.
"Padahal, kami milenial yang 2024 nanti akan memilih mau lihat pertengkaran akademis di dunia politik Indonesia sama seperti pertengkaran di luar negeri. Soal gender equality, new kind of economy. Kok kita nggak denger ya Puan ngomong itu. Om yang rambutnya kayak bintang film putih itu, Ganjar Pranowo, ngomong itu. Kok kita nggak lihat Kang Emil ngomong itu," kata Rocky dalam diskusi bertajuk 'Memprediksi Kemunculan Capres ala Pembagian Wilayah Penangan Covid', melansir Suara.com.
Rocky mengatakan, para milenials ini menginginkan perubahan dari Indonesia. Untuk itu, kata dia, mereka perlu meminta kejelasan lantaran akan menjadi generasi penerus di masa society 5.0.
"Mereka nggak dapat ide itu, jadi konyol bahwa kita berupaya untuk menaikkan elektabilitas Ganjar, padahal bagi milenial itu orang bodoh. Demikian juga Puan, sama, mereka anggap ini orang nggak ngerti, the grammar, the news grammar of world politics adalah gender equality democracy, human rights," tuturnya.
Menurut Rocky, para milenials ini tahu Indonesia sebenarnya bisa maju dengan catatan dengan adanya global politic grammar. Untuk itu, Rocky menyimpulkan dari keinginan milenals tersebut bahwa Pemilu ke depan harus berubah paradigmanya. Menurutnya, paradigma pembohong harus dihilangkan.
"Jadi saya mau simpulkan bahwa nanti pemilu berikut, pemilu apapun itu harus terjadi prodensi, harus pindah dari paradigma, paradigma pembohong, yang sekarang itu, mereka anggap Presiden Jokowi itu pembohong. Mereka anggap bahwa gak ada satu pun ide yang bisa mereka promosikan ke teman-teman mereka di luar negeri, bahwa Indonesia maju," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum