Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian Perindustrian Ungkap 3 Isu Kampanye Negatif tentang Industri Sawit

Kementerian Perindustrian Ungkap 3 Isu Kampanye Negatif tentang Industri Sawit Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, memaparkan saat ini terdapat tiga isu kampanye negatif yang dialamatkan kepada industri kelapa sawit di Indonesia.

"Kami mencatat tiga isu negatif yang sudah beredar luas. Pertama, kesehatan. Kedua, lingkungan deforestasi. Ketiga, sosial dan budaya," katanya dalam webinar "Kontribusi Industri Hilir Sawit dalam Mendukung Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)" yang diselenggarakan Warta Ekonomi, Selasa (19/10/2021).

Baca Juga: Tetap Beroperasi 100 Persen, Industri Sawit Masuk Salah Satu Prioritas Pemerintah

Putu menerangkan, terkait meluasnya ketiga isu negatif tersebut perlu disikapi secara tegas agar tidak terjadi disrupsi industri dan pasar industri kelapa sawit. Soal isu kesehatan, kata Putu, sudah banyak peneliti menyampaikan minyak sawit lebih sehat apabila dikonsumsi secara wajar. Sebab, minyak sawit memiliki keseimbangan kandungan asam lemak tanpa adanya asam lemak yang merugikan.

"Isu kesehatan menjadi tuduhan senyawa karsinogenik pada minyak sawit. Isu ini sedang diselesaikan dengan pendekatan ilmiah yang melibatkan pemangku kepentingan nasional dan multinasional dalam kerja sama Council of Palm Oil Producing Countries," katanya.

Sementara dalam isu lingkungan deforestasi dan sosial budaya, pemerintah akan mengedepankan implementasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) yang mengatur praktik terbaik pada sektor perkebunan dan industri pengelolahan kepala sawit berkelanjutan.

Salah satunya dengan mempromosikan ISPO, yang akan makin memperkuat sekaligus meyakinkan pasar dalam negeri dan ekspor. Langkah tersebut menegaskan, industri kelapa sawit hulu dan hilir secara nasional telah sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

"Dalam catatan kami, ada 14 prinsip SDGs yang relevan terhadap operasionalisasi industri kelapa sawit di Indonesia. Karena itu, tidak berlebihan bila menggunakan jargon Palm Oil Indonesia Most Sustainable," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: