Dampak pandemi Covid-19 hampir terasa di semua sektor, termasuk industri distribusi barang atau logistik. Padahal, posisi logistik di tengah pandemi menjadi tulang punggung bagi sektor lain yang membutuhkan distribusi barang.
Selain keterbatasan pergerakan di masa pandemi, berbagai tantangan lain yang dihadapi sektor distribusi antara lain terbatasnya ketersediaan produk, pengelolaan saluran penjualan, tingginya biaya logistik untuk distribusi barang, hingga proses logistik yang belum terdigitalisasi.
Saat ini, faktanya, sebagian besar bisnis masih mengelola proses rantai pasoknya secara manual, yang dalam hal ini dapat menghambat proses jangkauan ekspansi mereka. Mulai dari proses order dari retailer yang mengandalkan kunjungan salesman, proses PO yang paper-based, hingga terbatasnya opsi pembayaran dan pengiriman yang tersedia.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, pernah menyatakan dukungan program digitalisasi rantai pasok logistik untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional. “Kekurangan kita adalah harus meng-upgrade logistic supply chain (rantai pasok logistik) dengan program digitalisasi," katanya dalam sebuah diskusi virtual bertajuk "Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit”, Senin (18/10/2021).
Senada dengan Menteri BUMN, Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, dalam sebuah diskusi online, juga menjelaskan revolusi industri 4.0 memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan digitalisasi operasi mereka. Momentum ini juga dapat mendorong terciptanya transformasi ekonomi pada tiga fokus utama, yakni hilirisasi ekonomi khususnya di sektor digital, digitalisasi UMKM, dan ekonomi hijau.
Kini, Borong hadir di Indonesia dalam bentuk platform digital rantai pasok distribusi untuk membantu mengembangkan dan memudahkan skema dan struktur bisnis distribusi. Borong dapat menyederhanakan proses, fokus pada pelanggan dan mendorong bisnis tumbuh secara eksponensial.
“Borong memberikan platform yang tidak hanya men-simplifikasi proses, tapi juga memastikan semua fungsi di atas terintegrasi dalam satu platform, termasuk kustomisasi treatment terhadap pelanggan. Dengan demikian, perusahaan bisa berkembang secara eksponensial karena order bisa datang dari salesman maupun via platform Borong. Kedepannya, perusahaan bahkan mampu melakukan proses distribusi walau belum ada cabang di kota tersebut,” kata Ronald Sipahutar, Country Manager Borong.
Sebagai Software as a Service (SaaS), Borong bisa digunakan oleh berbagai industri untuk mengelola Proses Supply Chain, Proses Pengadaan (E-Procurement), membangun E-Commerce sendiri (Closed-Loop Marketplace) hingga mengelola pelanggan nya via fitur
CRM untuk meningkatkan Customer Lifetime Value (CLV). Platform Borong sepenuhnya dikelola oleh perusahaan itu sendiri, sehingga seluruh data yang masuk akan menjadi privasi, termasuk opsi menggunakan domain perusahaan sendiri.
Borong siap digunakan karena sudah dilengkapi berbagai fitur, mulai dari fitur Multi Payment (Payment Gateway, Term of Payment dan Direct Bank Transfer), Multi Shipping Method (Shipping Aggregator, Own Fleet dan Setting up Shipping Rate). Kemampuan untuk melakukan Multi Distribution Structure, Promotion Management, hingga kemampuan untuk integrasi ke software ERP terkemuka.
Dengan segala kemudahan yang ditawarkan, misi Borong adalah membantu para pelaku bisnis berfokus pada pencapaian potensi pertumbuhan perusahaan, penjualan produk lebih cepat perluasan jangkauan area, dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan yang pada akhirnya akan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kelancaran proses distribusi yang terintegrasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: