Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketakutan Dana Segar Disetop, Panglima Militer Sudan Pulangkan PM Abdalla Hamdok ke Rumah

Ketakutan Dana Segar Disetop, Panglima Militer Sudan Pulangkan PM Abdalla Hamdok ke Rumah Kredit Foto: Reuters/Mohamed Nureldin Abdallah
Warta Ekonomi, Khartoum -

Perdana menteri yang digulingkan di Sudan, Abdalla Hamdok, telah diizinkan untuk kembali ke rumah. Ia ditahan selama sehari setelah militer negara tersebut merebut kekuasaan melalui kudeta.

Dilansir dari Al Jazeera, pembebasan Hamdok dan istrinya pada Selasa (26/10/2021) menyusul kecaman internasional atas perebutan kekuasaan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan.

Baca Juga: Panglima Militer Sudan Bilang Kudeta Dilakukan buat Menghindari Perang Sipil

Amerika Serikat (AS) mengancam akan menangguhkan bantuan, begitu juga dengan Uni Eropa. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pun menuntut pembebasan Hamdok, sembari mendesak kekuatan dunia agar kompak menghadapi 'epidemi kudeta' baru-baru ini.

Menurut kantor Hamdok, ia dan istrinya berada di bawah 'pengamanan ketat' di rumah mereka di Khartoum. Namun, para pejabat sipil lainnya yang ditangkap di hari kudeta tetap ditahan di lokasi yang tak diketahui.

Pengambilalihan kekuasaan ini terjadi setelah ketegangan meningkat selama berminggu-minggu antara para pemimpin militer dan sipil dalam transisi Sudan menuju demokrasi.

Al-Burhan seharusnya menyerahkan kepemimpinan Dewan Berdaulat yang menjalankan negara tersebut kepada seorang sipil bulan depan. Langkah ini pun akan mengurangi kekuasaan militer.

Namun, proses transisi Sudan ini terancam digagalkan oleh kudeta tersebut. Padahal, transisi Sudan telah berkembang dengan baik sejak penggulingan pemimpin lama Omar al-Bashir dalam pemberontakan terkenal tahun 2019.

Pada Selasa (26/10/2021), para demonstran prodemokrasi kembali turun ke jalan. Mereka memblokir jalanan di ibu kota dengan barikade darurat dan membakar ban. Sementara itu, pasukan telah menembaki massa sehari sebelumnya. Akibatnya 4 demonstran tewas.

Sebelumnya di hari yang sama, al-Burhan muncul kedua kalinya sejak kudeta. Ia menyatakan militer terpaksa turun tangan demi menghindari perang saudara. Ia juga mengatakan Hamdok telah ditahan di rumahnya dengan dalih demi keselamatannya dan akan dibebaskan.

Terkait banyaknya pejabat senior pemerintah lainnya yang ditahan pada Senin (25/10), al-Burhan menuding kalau ada kalangan yang mencoba menghasut pemberontakan di dalam tubuh militer. Ia pun mengatakan mereka akan diadili. Mereka yang dinyatakan tidak bersalah akan dibebaskan.

Sudan melancarkan tindakan keras mematikan terhadap aksi protes prodemokrasi pada 2019. Karena itu, dikhawatirkan pasukan keamanan akan kembali menggunakan kekerasan terhadap warga sipil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: