Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Elon Musk Nyinyir Pajak Miliarder, Padahal Tesla Dibangun Berkat Bantuan Pemerintah!

Elon Musk Nyinyir Pajak Miliarder, Padahal Tesla Dibangun Berkat Bantuan Pemerintah! Kredit Foto: Instagram/elonrmuskk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah melonjaknya kekayaan Elon Musk, Amerika Serikat (AS) tengah dihebohkan dengan pajak bagi para miliarder. Namun ternyata, Musk justru tak suka dengan ide pajak tersebut.

Padahal, Tesla dibangun di atas uang pemerintah. Selama bertahun-tahun ia menggunakan insentif pemerintah untuk membeli kendaraan listrik. Sebagian besar keuntungannya saat ini adalah berkat penjualan kredit peraturan pemerintah kepada pembuat mobil tradisional lainnya, yang memungkinkan mereka untuk terus membuat pickup dan SUV.

Investor berpikir itu skema yang bagus, itulah sebabnya Tesla bernilai tiga kali lebih banyak daripada Toyota tetapi menjual kendaraan jauh lebih sedikit. Chris Isidore dari CNN telah berulang kali menulis tentang berbagai kredit pajak dan insentif Tesla.

Baca Juga: Elon Musk Jadi Orang Terkaya Sepanjang Sejarah dengan Rekor Lonjakan Kekayaan Nyaris Rp600 Triliun!

Pendirinya, miliarder paling kaya raya Elon Musk, juga dikenal menghindari pembayaran pajak penghasilan pribadi, menurut ProPublica. Selain itu, Amazon, beserta pendirinya Jeff Bezos juga diketahui menghindari pembayaran pajak penghasilan perusahaan.

Padahal, pajak miliarder dibuat untuk memastikan orang Amerika yang paling kaya tidak menyembunyikan kekayaan mereka dari petugas pajak. Namun, Elon Musk justru mencela itu di Twitter.

"Akhirnya, mereka kehabisan uang orang lain dan kemudian mereka datang untuk Anda," katanya di Twitter tentang proposal pajak miliarder mengutip CNN International di Jakarta, Kamis (28/10/21). Tanpa menyebutkan ketergantungan Tesla pada bantuan pemerintah.

Hari ini, Musk telah merasakan kekayaannya dinilai Forbes sebesar USD271,3 miliar (Rp3.852 triliun). Kekayaannya naik sekitar USD41,7 miliar (Rp592 triliun) dari perkiraan Jumat lalu berkat kenaikan harga saham Tesla sebesar 13%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: