Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terungkap! Apakah Leher yang Menghitam Selalu Mengindikasikan Diabetes?

Terungkap! Apakah Leher yang Menghitam Selalu Mengindikasikan Diabetes? Kredit Foto: Pexels/Ketut Subiyanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kondisi diabetes seseorang mengakibatkan berbagai komplikasi atau kondisi turunan yang berdampak pada anggota tubuh lainnya. Dampak ini berkaitan dengan kondisi yang sifatnya turunan kronis yang kadang diberikan nama atau istilah lain dan juga dampak yang sifatnya dampak temporal (gatal, dll). 

Menghitamnya leher atau beberapa bagian tubuh lain seperti ketiak, selangkangan, dll seringkali disadningkan dengan kondisi diabetes.

Baca Juga: Penting untuk Perawatan Diabetes, Sampai Kapan Penderita Diabetes Harus Suntik Insulin? Ternyata…

Hal ini memang ada kaitannya yang mana ada istilah tersendiri yang disebut Acanthosis Nigricans. Kondisi ini bisa muncul secara tiba-tiba, tetapi tidak menular dan juga tidak membahayakan kesehatan seseorang. Orang yang mengalami obesitas dan mereka yang menderita diabetes memiliki risiko lebih besar terkena kondisi tersebut.

Yang perlu Anda jadikan catatan tidak semua menggelapnya atau menghitamnya kulit di leher dan beberapa area tubuh lainnya adalah merujuk pada kondisi diabetes. Berikut kami lansir dari laman kesehatan Medical News Today tentang kemungkinan mengapa leher dan beberapa area tubuh lainnya menghitam atau gelap.

Baca Juga: Nggak Nyangka! Tidur Siang yang Panjang Ternyata Punya Keterkaitan dengan Risiko Diabetes Tipe 2

Dermatitis neglecta

Dermatitis neglecta adalah kondisi kulit yang terjadi ketika seseorang memiliki penumpukan sel kulit mati, minyak, keringat, dan bakteri pada kulitnya. Penumpukan puing-puing menyebabkan perubahan warna dan plak kulit.

Leher adalah tempat umum untuk berkembangnya dermatitis neglecta, seringkali karena pembersihan yang tidak memadai dengan sabun, air, dan gesekan untuk menghilangkan sel-sel kulit berlebih.

Dyskeratosis congenita

Juga dikenal sebagai sindrom Zinsser-Engman-Cole, dyskeratosis congenita menyebabkan hiperpigmentasi pada kulit leher. Leher mungkin terlihat kotor.

Baca Juga: Penting! Mari Mengetahui Risiko Koma Diabetes Agar Anda Bisa Lebih Waspada

Selain bercak hitam di leher, kondisi ini juga dapat menyebabkan bercak putih di dalam mulut, kuku yang menonjol, dan bulu mata yang jarang.

Eritema dyschromicum perstans

Eritema dyschromicum perstans, atau dermatosis ashy, menyebabkan bercak-bercak berwarna abu-abu, biru tua, atau hitam pada kulit di leher dan lengan atas. Tambalan terkadang bisa muncul di batang tubuh. Kondisi ini jinak dan tidak menunjukkan kondisi medis yang mendasarinya.

Kadar insulin darah tinggi

Ketika seseorang memiliki kadar insulin yang tinggi secara kronis, mereka dapat mengalami area hiperpigmentasi di leher, terutama di bagian belakang leher. Kejadian ini umum terjadi pada wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Lichen planus pigmentosus (LPP)

LPP adalah kondisi peradangan yang menyebabkan jaringan parut berkembang di area tubuh. Gejalanya meliputi bercak abu-abu-coklat hingga hitam di wajah dan leher. Bercak tidak gatal.

Tinea versikolor

Tinea versikolor adalah infeksi jamur Mallassezia furfur. Sementara jenis ragi ini secara alami ada di kulit, terlalu banyak atau pertumbuhan berlebih dapat menyebabkan bercak gelap di leher, punggung, dada, dan lengan.

Baca Juga: Darah Tinggi Terasa, Penderita Hipertensi Tahan Dulu Ya Makanan Ini

Dari penjelasan di atas jelas bahwa menghitamnya atau menggelapnya beberapa area tertentu pada kulit tidak selalu merujuk pada kondisi diabetes. Bahkan terkena papran sinar matahari langsung seringkali menyebabkan beberapa area tubuh yang terkena menjadi lebih gelap.

Jika Anda merasa memang perubahan yang terjadi pada kulit Anda terlebih disertai beberapa gejala lainnya, sangat direkomendasikan agar Anda segera menemui dokter atau tenaga kesehatan untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut. Deteksi dan penanganan dini akan menentukan status kesehatan Anda di masa mendatang.

Baca Juga: Penderita Diabetes Makan Tape, Memangnya Boleh? Ternyata Makanan Fermentasi…

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: