Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kembali menyentil Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kali ini soal bansos pada pemilu 2009 lalu.
Menurut Hasto, politik bansos ala SBY itu menjadi beban negara karena menggunakan APBN hingga memenangkan kontestasi Pemilu.
Baca Juga: Lantang! Pesan Ketum Demokrat AHY: Hargai Kerja Keras Pemimpin Terdahulu...
"Menurut peneliti Marcus Mietzner, dari bulan Juni 2008 sampai Februari 2009, Pak SBY itu membelanjakan 2 miliar US Dollar untuk Politic Populism. Ini kan beban bagi APBN ke depan," kata Hasto dalam webinar yang diselenggarakan CSIS, Senin (1/11).
Hasto mengatakan, CSIS mungkin bisa menghitung berapa biaya pada Pemilu pada 2009 silam itu, mulai dari pusat hingga daerah yang itu menggunakan beban bagi APBN. Atas dasar itu, Hasto menyatakan bahwa politik Bansos pada Pemilu 2009 silam itu adalah fakta yang terjadi.
"Sehingga nanti tidak dikatakan lagi politisasi, ketika saya mengungkapkan fakta-fakta terkait Pemilu yang lalu," tandasnya.
Turut hadir dalam webinar tersebut antara lain Politikus Senior Akbar Tandjung, Ketua Komisi II DPR RI fraksi Golkar Ahmad Doli Kurnia Tanjung, Direktur Eksekutif CSIS Philips J. Vermonte. Kemudian, Komisioner KPU Viryan Aziz, dan Direktur Eksekutif Perludem Khoirunnisa Nur Agustyati.
Tak kali ini saja, sebelumnya juga Hasto membandingkan kepemimpinan era SBY dan Jokowi. Menurut Hasto, kepemimpinan Presiden Jokowi lebih baik dibanding pemerintahan 10 tahun yang lalu, di mana era SBY.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum