Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Schneider Electric Ajak Para Pemangku Kepentingan untuk Percepat Roadmap Menuju Net-zero Emission

Schneider Electric Ajak Para Pemangku Kepentingan untuk Percepat Roadmap Menuju Net-zero Emission Kredit Foto: Schneider Electric
Warta Ekonomi, Jakarta -

Schneider Electric menyerukan kepada seluruh pemangku kepentingan dunia untuk mempercepat aksi iklim dengan upaya 3-5 kali lebih besar agar dapat mencapai pembatasan kenaikan suhu bumi sampai pada level 1,5 derajat Celsius.

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Roberto Rossi,  menyatakan bahwa Schneider meyakini dunia dapat mereduksi separuh emisi karbon dioksida pada 2030 dengan membuat roadmap yang terinci dan terukur menuju net-zero emission merujuk pada studi yang dilakukan oleh Schneider Electric Sustainability Research Institute berjudul “The 2030 imperative: A race against time”. 

“Satu-satunya roadmap yang realistis dan tercepat adalah mengombinasikan antara teknologi digital dan elektrifikasi dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk mendekarbonisasi bangunan, transportasi, dan industri – atau dikenal dengan istilah Electricity 4.0. Di Schneider Electric, kami secara unik menjadi bagian dari solusi,” kata Roberto, secara virtual, Jakarta, Selasa (2/11/2021). 

Baca Juga: COP 26: Pentingnya Kolaborasi dalam Pendanaan dan Pencegahan Perubahan Iklim

Ia mengungkapkan bila selama 15 tahun terakhir ini pihaknya telah berhasil mengatasi banyak tantangan sustainability sendiri, dan mengimplementasikan solusi digital dan listrik terdepan di pabrik. “Oleh karena itu, kami berada di posisi yang baik untuk menjadi mitra terpercaya dalam membantu pelanggan dan mitra kami melangkah lebih cepat dan lebih jauh dalam rencana aksi iklimnya,” jelasnya.

Innovation Summit Indonesia yang diselenggarakan pada 3-4 November 2021 mendatang merupakan bagian dari Innovation Summit World Tour, konferensi global Schneider Electric yang diselenggarakan di 11 negara. Schneider Electric akan membahas langkah-langkah mengatasi tantangan iklim global dan memberikan wawasan kepada pelanggan, mitra, regulator, dan pembuat kebijakan mengenai cara- cara mengurangi emisi dengan cepat untuk mendekarbonisasi ekonomi dunia pada dekade yang menentukan ini.

Baca Juga: Mendengar Obral Janji Para Pemimpin Dunia Mengatasi Krisis Iklim pada Forum Tingkat Tinggi

Pada konferensi tersebut, Schneider Electric juga mengumumkan percepatan bisnis konsultasi sustainability secara global untuk memenuhi meningkatnya permintaan organisasi untuk membantu mereka mencapai kemajuan berarti dalam transisi energi dan tujuan dekarbonisasi mereka. Ekspansi divisi ini akan menggandakan praktik konsultasi perusahaan yang sudah ada sebelumnya mencakup layanan baru dan solusi digital untuk strategi keberlanjutan, aksi iklim dan manajemen risiko, pelaporan dan materialitas ESG, sirkularitas, dan keterlacakan.

Membangun kepemimpinan dalam sustainability dan ambisi Schneider Sustainability Index 2021-2025, Schneider Electric telah menjadi pemimpin dunia dalam efisiensi energi, pengelolaan energi, pengadaan energi terbarukan, pelaporan karbon, penilaian risiko iklim, dan dekarbonisasi rantai pasokan, serta menyediakan perangkat lunak dan layanan konsultasi kepada lebih dari 30% perusahaan Fortune 500. Beberapa di antaranya adalah Johnson & Johnson, Walmart, Faurecia, Kellogg, Takeda, Velux Group, Unilever, dan T-Mobile.Sebagai bagian dari ambisinya untuk mendorong inovasi berkelanjutan dan membangun roadmap net- zero emission, Schneider Electric membantu pelanggan di banyak sektor untuk berinovasi dan beralih ke sistem yang terbuka, dapat dioperasikan, digital, dan disederhanakan, serta cara berbisnis yang lebih cerdas.

Di Innovation Summit Indonesia, Schneider Electric memperkenalkan inovasi digital untuk pengurangan karbon di rumah, gedung, data center, jaringan listrik, dan industri. Martin Setiawan, Business Vice President Power Products and Digital Energy Schneider Electric Indonesia & Timor Leste mengatakan, perubahan iklim tidak bisa diubah tanpa mengubah bangunan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: