Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei Schneider 2024: Indonesia Capai 47% Target Keberlanjutan

Survei Schneider 2024: Indonesia Capai 47% Target Keberlanjutan Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Schneider Electric merilis Green Impact Gap Survey 2024, yang menunjukkan bahwa dari 98% target keberlanjutan yang ditetapkan, perusahaan di Indonesia telah mencapai 47% dari total target tersebut.

Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, Martin Setiawan, menyampaikan kepada Warta Ekonomi bahwa dari sembilan negara di Asia yang disurvei dengan melibatkan 4.500 pemimpin bisnis, hanya setengahnya atau setara yang memiliki rencana aksi yang jelas terkait sustainability.

"Kalau Indonesia tadi, itu 47% impact gap-nya jadi yang punya goal 98%, yang punya comprehensive strategy itu 51%.Jadi gap-nya selisihnya itu 47%. Nah dibandingin tahun lalu 49% artinya kalau angkanya semakin kecil semakin bagus gitu,"ucap Martin di Hotel Mulia Senayan Jakarta, Kamis( 07/11/2024).

Di Indonesia, lanjut Martin sebanyak 98% pemimpin bisnis telah menetapkan target keberlanjutan, dengan 71% menyatakan bahwa keberlanjutan merupakan prioritas utama. Selain itu, 48% pemimpin bisnis menganggap peningkatan peluang bisnis sebagai pendorong utama inisiatif keberlanjutan mereka.

Baca Juga: Schneider Electric Luncurkan Kampanye Rumah Nyaman, Listrik Aman: Estetika dan Keamanan Menyatu dalam Satu Desain

Sebanyak 38% perusahaan di Indonesia berencana menginvestasikan lebih dari USD 1 juta dalam dua tahun ke depan untuk meningkatkan keberlanjutan operasional mereka, dengan fokus utama pada digitalisasi (44%) dan keberlanjutan rantai pasokan (43%).

"Tujuannya bukan untuk mendapatkan peringkat, melainkan untuk mengukur impact gap—perbedaan antara perusahaan yang memiliki target keberlanjutan dan perusahaan yang memiliki strategi dan aksi nyata untuk mencapainya," lanjut Martin.

Laporan tersebut juga mengidentifikasi sejumlah tantangan dalam penerapan keberlanjutan. Setengah dari perusahaan yang disurvei menyebutkan bahwa anggaran merupakan kendala utama, karena investasi keberlanjutan memerlukan alokasi OPEX atau CAPEX. Selain itu, ketidakpastian ekonomi juga menjadi faktor penghambat utama.

Tantangan lain termasuk alokasi sumber daya yang belum didukung manajemen, tuduhan greenwashing, dan kekhawatiran mengenai keamanan sumber daya energi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: