- Home
- /
- EkBis
- /
- Transportasi
Optimis Peluang Bisnis selama Pandemi, Lion Group Komitmen Dukung Kebijakan Pemerintah
Corporate Communication Strategic Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, menyampaikan komitmen Lion Grup dalam mendukung kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengendalian dan penanganan pandemi Covid-19. Menyikapi hal tersebut, Lion Group perlu adaptif dengan menyesuaikan pola bisnis baru yang harus dilakukan secara jelas, detail, dan terperinci.
"Karena fokus utamanya untuk meyakinkan terbang itu aman, sehat, dan menyenangkan," ujarnya dalam Dialog Interaktif Utamakan Keamanan Diri Baru Bepergian, Rabu (3/11/2021).
Baca Juga: Dukung Keberlanjutan Lingkungan, Lion Parcel Gunakan Kendaraan Listrik GESITS
Guna mendukung hal tersebut, Danang mengatakan Lion Group melakukan uji kesehatan hingga vaksinasi yang dilakukan ke seluruh awak pesawat. Upaya pemastian tersebut juga diberlakukan untuk penumpang. Selain itu, Lion Group juga bekerja sama dengan sejumlah fasilitas kesehatan yang tersebar di Indonesia untuk memberikan kemudahan kepada penumpang.
Kemudahan melalui kerja sama tersebut, di antaranya dengan memberikan tarif terjangkau kepada penumpang dengan tarif tes antigen sebesar Rp35 ribu dan tarif PCR sebesar Rp195 ribu yang memulai keberangkatan dari kawasan Jabodetabek. Sementara di luar kawasan tersebut, tarif PCR sebesar Rp225 ribu.
"Tujuan yang kedua untuk meyakinkan terbang itu sehat dengan melakukan kerja sama ini dengan tarif terjangkau dapat membantu pemerintah untuk melakung tracking dan tracing. Selanjutnya dalam jangka pendek, menengah, panjang itu akan membantu pemulihan sektor perekonomian," katanya.
Menurut pengamatan Danang, tren permintaan bepergian di akhir tahun 2020 terbilang tinggi. Namun, belakangan tren penerbangan berlangsung secara dinamis seiring terjadinya perubahan pola hidup.
Adapun rute-rute yang masih dianggap potensial seperti Medan, Batam, Jakarta, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Makasar, Manado, Sorong, Kupang, dan Jayapura. Rute-rute tersebut dianggap sebagai rute yang terbilang stabil dengan memanfaatkan sejumlah bandar udara besar hingga bandar udara penghubung yang ada.
"Ketika ada kebijakan, upaya yang kami lakukan adalah mengadaptasi secara cepat ke bisnis dengan mengevaluasi bisnis termasuk rute-rute. Karena untuk melihat untuk seberapa banyak seberapa jauh tren permintaan pasar untuk bepergian menggunakan pesawat," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: