Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Karena Sawit, Petani-petani di Daerah Penghasil Mengalami Surplus

Karena Sawit, Petani-petani di Daerah Penghasil Mengalami Surplus Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), Gulat Manurung, mengatakan bahwa provinsi yang memiliki perkebunan sawit patut bersyukur karena para petaninya semakin sejahtera. 

Hal ini dapat dilihat dari nilai tukar petani (NTP) di daerah-daerah penghasil sawit, terutama Riau yang mencatatkan NTP tertinggi se-Indonesia.

Baca Juga: Pemprov Bengkulu: Perkebunan Sawit yang Menjadi Andalan Bengkulu

"Kita harus bangga dan patut bersyukur atas anugerah Tuhan melalui sawit ini yang bisa tumbuh subur di Indonesia. Coba lihat semua provinsi sawit di Indonesia, memiliki NTP tinggi," kata Gulat, dilansir Elaeis.co. 

"Seperti petani Riau, paling sejahtera di Indonesia pada Oktober 2021. Ini tecermin dari nilai tukar petani di Provinsi Riau yang paling tinggi secara nasoinal pada bulan lalu," kata Gulat. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), NTP Riau untuk Oktober 2021 yakni sebesar 144,9. Nilai ini meningkat 2,53 persen dibandingkan September 2021. Lebih lanjut dikatakan Gulat, nilai NTP yang lebih dari 100 mengindikasikan bahwa petani mengalami surplus karena kenaikan pendapatan mereka lebih besar dari pengeluaran. 

"Bengkulu berada di posisi kedua dengan NTP sebesar 140,04 pada Oktober 2021. Setelahnya ada Kalimantan Barat dengan NTP sebesar 137,63. Kemudian Jambi dan Bangka Belitung masing-masing punya NTP sebesar 131,51 dan 137,63. Serta, NTP Sulawesi Barat sebesar 127,86," rincinya. 

Sedangkan NTP Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur berturut-turut sebesar 125,11 dan 124,35. Sumatera Utara memiliki NTP sebesar 123,21. Sementara, Sumatera Selatan memiliki NTP sebesar 111,96.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: