Pertumbuhan Ekonomi 3,51%, Kemenkeu Yakin Momentum Pemulihan Ekonomi Semakin Kuat
Penerapan PPKM ketat juga berdampak pada tertahannya pertumbuhan konsumsi masyarakat serta aktivitas investasi, khususnya dari sektor swasta. Konsumsi rumah tangga tumbuh 1,03% (yoy), melambat dibandingkan triwulan II yang mencapai 5,96% (yoy). Hal ini sejalan dengan pergerakan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang cenderung berada dalam zona pesimis (indeks di bawah 100) pada Juli (80,2), Agustus (77,3), dan September (95,5). Sementara, Indeks Penjualan Ritel (IPR) juga berada dalam zona kontraksi pertumbuhan di sepanjang triwulan III.
Di sisi lain, aktivitas investasi relatif mampu bertahan dengan tumbuh sebesar 3,74% (yoy). “Meskipun turut terdampak oleh ketidakpastian, aktivitas investasi masih bisa tumbuh kuat, termasuk investasi bangunan yang ditopang oleh ekspansi belanja modal Pemerintah untuk keberlanjutan proyek-proyek infrastruktur strategis”, lanjut Febrio.
Selain itu, importasi barang modal cukup tinggi terutama pada komponen mesin dan kendaraan terutama untuk mendukung aktivitas ekspor. Di tengah tertahannya permintaan domestik, perdagangan internasional lanjut bertumbuh tinggi. Kinerja ekspor mampu berkontribusi signifikan terhadap keseluruhan ekonomi periode ini dengan terus tumbuh positif sebesar 29,16% (yoy). Momentum pemulihan permintaan ekonomi global yang diikuti dengan kenaikan harga komoditas menjadi faktor utama yang mendorong kinerja ekspor tetap tangguh di tengah dinamika penyebaran Varian Delta dan penerapan PPKM di dalam negeri.
Sementara, kinerja impor juga tumbuh tinggi mencapai 30,11% (yoy). Penguatan aktivitas impor juga tercermin dari indikator penerimaan bea masuk yang hingga 30 September 2021 tumbuh 13,7% (yoy). Dengan impor yang didominasi oleh barang modal dan bahan input, impor yang tumbuh kuat mengindikasikan aktivitas produksi pada periode berikutnya akan kuat juga.Dari sisi produksi, sejalan dengan tingginya aktivitas ekspor, sektor Industri Pengolahan, Perdagangan, dan Pertambangan, produksi mampu tumbuh cukup kuat masing-masing sebesar 3,68%, 5,16%, dan 7,78% (yoy).
Sementara itu, seiring dengan keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional, sektor konstruksi tumbuh 3,84% yoy. Geliat sektor strategis ini juga memberikan implikasi positif pada penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut. Sektor industri pengolahan menjadi sektor dengan tingkat penyerapan tenaga kerja terbesar atau 1,22 juta pekerja hingga Agustus 2021.
Sektor perdagangan pun mampu menyerap 1,04 juta tenaga kerja pada periode yang sama. Namun demikian, terdapat beberapa sektor yang terdampak langsung oleh eskalasi kasus Varian Delta COVID-19, khususnya sektor yang menunjang aktivitas pariwisata seperti pertumbuhan Transportasi dan Pergudangan serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum yang sedikit terkontraksi, masing-masing tumbuh sebesar -0,72% dan -0,13% (yoy).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri