Hanya saja, perkenalan itu tidak lantas membuat NU memberi lampu hijau ke Anies. Sebab, NU merupakan entitas keumatan. Sehingga tidak dapat digerakkan dalam satu komando untuk hal-hal politik.
"Bisa saja, NU di wilayah mendukung Anies, tetapi pusat tidak. Anies masih memerlukan silaturahmi lebih jauh untuk meraup simpatik NU secara nasional. Baik struktural maupun kultural," pesan Dedi.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai, kunjungan Anies ke Kiai Marzuki sebagai hal wajar. Terlebih, silaturahmi politik menjelang tahun politik tak bisa terhindarkan.
"Jika Anies serius ingin nyapres, maka suka tak suka, senang tak senang, harus melakukan silaturahmi politik ke tokoh-tokoh di daerah lain. Karena capres itu lingkupnya Indonesia, maka mesti silaturahmi ke tokoh-tokoh di seluruh wilayah Indonesia," kata Ujang.
Soal pertemuan dengan Kiai Marzuki, meski Anies menyebut hanya silaturahmi biasa, Ujang yakin ada motif politik. Sulit menyangkal jika silaturahmi itu sebatas biasa. "Rakyat akan menyebutnya sebagai silaturahmi politik. Silaturahmi pemanasan menjelang Pilpres nanti," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami