Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Studi: Lockdown Mungkin Bikin Warga Singapura Lebih Lemah terhadap Flu Musiman dan Pilek Biasa

Studi: Lockdown Mungkin Bikin Warga Singapura Lebih Lemah terhadap Flu Musiman dan Pilek Biasa Kredit Foto: Unsplash/Zhang Kenny
Warta Ekonomi, Singapura -

Sebuah penelitian telah menemukan bahwa penduduk Singapura mungkin rentan terkena flu musiman dan pilek biasa ketika pembatasan Covid-19 semakin longgar. Ini setelah satu tahun pemakaian masker, jarak fisik, dan pembatasan perjalanan, yang mungkin telah menurunkan insiden penyakit ini dan kekebalan populasi terhadapnya.

Namun, para peneliti mengatakan bahwa tidak pasti apakah pencabutan pembatasan ini dapat memicu wabah flu ketika virus ini kembali ke masyarakat.

Baca Juga: Di Singapura, Pasien ICU Penolak Vaksin Covid-19 Bisa Ditagih Rp262 Juta

Para ahli merekomendasikan orang mendapatkan vaksinasi flu selain vaksin Covid-19.

Dr Matthias G Maiwald, kepala konsultan layanan mikrobiologi di Rumah Sakit Wanita dan Anak KK (KKH) dan salah satu penulis penelitian, mengatakan bahwa infeksi flu biasa, meskipun tidak menyenangkan, penting untuk mempertahankan tingkat kekebalan.

“Mereka tidak terlalu buruk karena infeksi flu biasa membantu menjaga kekebalan kita tetap terlatih,” katanya pada konferensi pers belum lama ini, dikutip laman Malay Mail, Senin (15/11/2021).

“Dan jika pelatihan kekebalan itu tidak ada selama 2020 atau 2021, ada kemungkinan sistem kekebalan kita kurang siap untuk infeksi kembali,” jelas Dr Maiwald.

Dr Maiwald adalah salah satu peneliti dari Singapore General Hospital (SGH), KKH dan Genome Institute of Singapore, yang meneliti data lebih dari 42.000 tes reaksi berantai polimerase untuk virus pernapasan yang dilakukan di tiga rumah sakit umum pada 2019 dan 2020.

Mereka mengumpulkan jumlah tes mingguan dan hasil positif untuk berbagai virus untuk menilai tren infeksi virus pernapasan selama pandemi Covid-19 di Singapura.

Studi ini menemukan bahwa aktivitas flu mencapai puncaknya pada Desember 2019 dan Januari 2020, dengan hampir 30 kasus untuk setiap 100 sampel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: