Kelanjutan Jet Tempur KF-21: Indonesia Incar Saham dan Alih Teknologi, Korea Selatan Pegang Sisanya
KF-21, yang menyerupai pesawat tempur siluman Lockheed Martin F-35, dijadwalkan mengudara pada 2022. Indonesia bertanggung jawab atas produksi 48 jet dan diberikan satu prototipe serta transfer teknologi.
Model KF-21 saat ini tidak memiliki ruang senjata internal, namun, variasi di masa depan mungkin termasuk satu. Untuk batch KF-21 pertama, Korea Selatan membeli rudal udara-ke-udara dari perusahaan Eropa MBDA dan Diehl BGT.
Baca Juga: Sssttt... Erdogan Ngaku Punya Solusi dari Ribut-ribut Jet Tempur F-35, Amerika Mau Dengar?
KF-21 diharapkan untuk menggantikan F-5E/F Tiger II Korea Selatan yang sudah ketinggalan zaman, F-4 Phantom, dan beberapa F-16C/D dan F-15K Slam Eagles yang lebih tua.
Itu juga dilihat sebagai pendamping yang sangat baik untuk 60 F-35A yang dibeli Korea Selatan dari Amerika Serikat. Pada tahun 2028, ROKAF mengharapkan memiliki sekitar 40 KF-21 yang beroperasi, yang semuanya akan menjadi varian pertahanan udara Blok I.
Meskipun memiliki kemiripan yang nyata dengan F-35, KF-21 adalah pesawat bermesin ganda, memiliki prototipe yang digerakkan oleh sepasang mesin General Electric F414-GE-400K. GE akan mengirimkan 240 F414 untuk seluruh armada 120 pesawat, yang diharapkan akan beroperasi pada tahun 2032.
Boramae akan sembunyi-sembunyi, bagaimanapun, tidak sebanyak jet tempur generasi ke-5 Amerika. Penampang radar KF-21 diperkirakan sebanding dengan Eurofighter Typhoon. Namun, modifikasi yang direncanakan harus secara signifikan menurunkan tanda tangan radarnya.
Meskipun bukan pesawat tempur generasi kelima sejati, beberapa analis percaya KF-21 harus mampu mengungguli pesawat dari Inggris, Eropa, dan Jepang.
Korea Selatan telah mengirimkan FA-50 Fighting Eagle ke negara-negara seperti Filipina dan Irak, dan dengan pesawat generasi 4,5 yang akan datang ini, akan dapat memaksimalkan potensi peningkatan sektor pertahanannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto