Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Iran Benar-benar akan Hadiri Dialog Nuklir di Wina dengan Niat Baik

Iran Benar-benar akan Hadiri Dialog Nuklir di Wina dengan Niat Baik Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Teheran -

Menteri luar negeri Iran menyatakan niat Teheran untuk memasuki putaran mendatang dialog Wina tentang kebangkitan kesepakatan nuklir 2015 dengan niat baik, meskipun AS telah menarik diri dari perjanjian dan pihak-pihak Uni Eropa telah gagal untuk menghormati komitmen mereka.

Hossein Amirabdollahian pada Sabtu (13/11/2021) menerima anggota Komisi Penasehat Pusat Diplomasi Publik serta sejumlah analis Iran, profesor universitas, jurnalis dan duta besar.

Baca Juga: Hadirnya Erdogan Bikin Iran dan Turki Kompak Teken Kesepakatan Ini

Dalam pertemuan itu, dilansir Tasnim News, Selasa (16/11/2021), Menlu memaparkan kebijakan luar negeri pemerintah Iran.

Dia mengatakan Teheran memasuki pembicaraan di Wina dengan itikad baik meskipun AS melanggar komitmennya di bawah JCPOA dan menarik diri dari kesepakatan serta pelanggaran Washington terhadap Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB, belum lagi kegagalan pihak-pihak Eropa untuk membuat kesepakatan, baik dalam kewajiban JCPOA mereka, situs web Kementerian Luar Negeri melaporkan.

Dia juga menguraikan kebijakan Iran tentang dimulainya kembali negosiasi yang bertujuan untuk mencabut sanksi kejam, ilegal, dan sepihak Amerika Serikat.

Negosiator nuklir utama Iran Ali Baqeri juga hadir dalam pertemuan tersebut, dan menguraikan posisi Iran serta langkah-langkah yang diambil sejauh ini.

Dia mengklarifikasi dimensi yang berbeda dari kebijakan Iran tentang pembicaraan nuklir.

Para peserta lain dalam pertemuan tersebut juga menyampaikan pandangan mereka dan menawarkan proposal untuk mengadakan lebih banyak pertemuan seperti itu di masa depan.

Putaran baru pembicaraan untuk menghidupkan kembali JCPOA dimulai di Wina pada bulan April antara Iran dan anggota yang tersisa dari kesepakatan nuklir, yaitu Inggris, Prancis, Rusia dan China plus Jerman.

Ada jeda dalam pembicaraan nuklir setelah pemerintahan baru Iran mulai menjabat pada Agustus.

AS meninggalkan JCPOA pada 2018 dan memulihkan sanksi ekonomi yang dicabut perjanjian itu. Teheran membalas dengan langkah-langkah perbaikan nuklir yang berhak diambilnya berdasarkan Paragraf 36 JCPOA.

Negosiasi saat ini memeriksa potensi revitalisasi kesepakatan nuklir dan kemungkinan AS akan kembali ke sana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: