Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sinar Mas Land Beberkan Seluk Beluk Strategi Bertahan Jadi Market Leader Industri Properti RI

Sinar Mas Land Beberkan Seluk Beluk Strategi Bertahan Jadi Market Leader Industri Properti RI Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Seperti yang telah diketahui, Sinar Mas Land merupakan salah satu pelaku properti terbesar di Indonesia. Bahkan, di tengah situasi pandemi, Sinar Mas Land berhasil untuk tetap menunjukkan performa yang bersinar.

Guna mendengar kisah perjalanan serta strategi yang digunakan oleh Sinar Mas Land, Warta Ekonomi melakukan wawancara dengan Managing Director Sinar Mas Land, Alim Gunadi.

Bagaimana progres yang telah dilakukan Sinar Mas Land untuk bisa menjadi pemain besar di industri properti Indonesia?

Baca Juga: Bisnis Perusahaan Konglomerat Sinar Mas: Omzet Tembus Triliunan Rupiah, Cuan Tumbuh Dua Kali Lipat!

Sinar Mas Land itu sudah bergerak di bidang properti sejak sekitar 50 tahun yang lalu dan memang untuk menjadi market leader itu tidak mudah. Karena memang dari waktu ke waktu ada perubahan kondisi dari berbagai hal yang memengaruhi industri properti, baik dari regulator, kondisi ekonomi, dan lainnya.

Tapi, kunci dari kami bisa terus bertumbuh dan tetap dalam posisi salah satu pengembang terbesar di Indonesia adalah terus berkomitmen untuk beradaptasi dengan market, itu pertama. Jadi, kami harus tahu kebutuhan market seperti apa agar tahu produk yang harus kami berikan seperti apa.

Kedua, berkomitmen untuk memberikan produk secara tepat waktu, sehingga akan ada trust dari pelanggan kami. Dari trust itu, otomatis existing customer bisa membantu memberikan testimoni terhadap produk-produk yang dibeli.

Ketiga, memberikan layanan yang terbaik setelah penjualan, karena after sale service merupakah salah satu kunci juga bagi kami untuk terus berkomunikasi dengan customer. Keempat, terus berusaha improve terhadap teknologi. Misalnya saat ini kita menghadapi Covid-19, jadi kami coba beradaptasi dengan digital. Kami juga menerapkan energi terbarukan dengan penggunaan solar panel. Jadi bisa turut berkontribusi terhadap penghematan atau penggunaan energi terbarukan.

Selain itu juga bagaimana kami membangun suatu konsep development yang bertumbuh secara scheme of economic. Caranya yaitu dengan membangun aksesibilitas seperti commuter line di BSD, kemudian membangun konektivitas seperti jalan tol, dan public facility. 

Jadi, memang kami masih menjadi salah satu developer terbesar di Indonesia sekaligus salah satu market leader karena memang kami memperhatikan seluruh aspek, dari development-nya, pertumbuhan, adaptasi terhadap market, produk, dan yang sudah saya sebutkan tadi.

Melihat perkembangan bisnis dua tahun terakhir tak bisa lepas dari pengaruh pandemi. Bagaimana kondisi kinerja Sinar Mas Land selama masa pandemi?

Sebenarnya pada kuartal I-2020 kami punya pencapaian yang bagus. Kemudian, pada saat Covid-19 yang masih pada Maret atau April 2020, kami punya suatu tantangan karena pandemi ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ini kan krisis kesehatan dan akar pentingnya sangat tidak menentu, volatile.

Dengan berlangsungnya Covid-19 di 2020, BSD itu mencapai sekitar Rp6,5 triliun dari target Rp7,2 triliun, atau sekitar 90% dari target. Itu membuat kami cukup optimis pada 2021 meskipun Covid-19 masih berlangsung, bahkan ada second wave.

Di 2021 ini, kami melakukan suatu program yang disebut Wish for Home yang dirilis pada 6 Maret dan berakhir 31 Desember. Kebetulan Wish for Home ini dirilis bertepatan dengan stimulus pemerintah  PPN DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah). Dengan adanya stimulus itu dan program lainnya, ini menjadi peluang bagi kami. Kami terus me-launching produk dengan bekerja sama dengan 17 bank. Kami juga memberikan stimulus subsidi terhadap beberapa produk. Beberapa pembayaran juga affordable dan cara bayarnya mudah bagi pembeli.

Jadi, di kuartal II-2021, marketing sales dari BSD ini tumbuh sampai dengan Rp4,5 triliun. Jadi secara yoy (year-on-year), kami tumbuh 56% dari nilai Rp2,9 triliun pada periode yang sama di 2020.

Dan target kami untuk tahun ini adalah Rp7 triliun.

Dari berbagai tantangan yang dihadapi Sinar Mas Land selama pandemi, bagaimana cara Sinar Mas Land mengatasinya?

Karena orang-orang khawatirnya terhadap kesehatan, kami re-look ke residence yang kami miliki untuk menerapkan protokol kesehatan di tiap hunian dan cluster kami.

Kemudian, kami mencoba untuk bertransformasi secara digital, terutama komunikasi ke market.  Kami memutuskan untuk masuk ke channel digital dengan meng-expand seluruh digital marketing kami, mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, dan media sosial lainnya. Dengan kondisi itu kami memperbaiki cara berkomunikasi dengan customer.

Kami juga membuat e-catalog di mana customer atau homeseeker bisa mencari produk-produk Sinar Mas Land tanpa harus mengunjungi dulu. Di situ juga terdapat informasi seputar promo produk, lokasi, dan juga term of payment. Jadi, kami membantu mereka agar tidak terlalu banyak pilihan ketika mereka datang secara fisik sehingga bisa fokus pada rumah yang sudah dipilih sebelumnya.

Kami juga memperluas marketing channel kami dengan bekerja sama dengan beberapa e-commerce. Per Oktober kemarin, kami sudah bekerja sama dengan Blibli, Lazada, Orami, dan terakhir dengan JD.ID. Jadi, kami mungkin merupakan pionir pengembang properti yang berjualan di e-commerce.

Di 2020 juga kami me-launching suatu program Move in Quickly di mana kami memberikan subsidi down payment, keringanan BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan), bahkan ada juga yang free dengan syarat dan ketentuan berlaku. Kami juga bekerja sama dengan delapan bank untuk mendukung pembeli, karena ternyata pada saat Covid-19 ini rata-rata pembeli kami end-user. Jadi, rata-rata term of payment-nya adalah KPR atau KPA.

Industri properti belakangan tengah menyasar golongan milenial. Bagaimana strategi yang disusun oleh Sinar Mas Land untuk dapat menjangkau kelompok milenial?

Dari yang kami pelajari, dalam dua tahun terakhir itu market yang tumbuh adalah market di kalangan milenial yang secara populasi di Indonesia mencakup sekitar 25-27% dari total populasi 280 juta. Jadi, jumlahnya cukup besar.

Dari kalangan milenial ini, saya sebutkan bahwa mereka tanda kutip orang kaya baru, artinya setelah selesai kuliah, mereka bekerja, mereka ini growing. Dengan makin membaiknya ekonomi mereka, maka mereka punya kebutuhan untuk tempat tinggal. Oleh karena itu, kami banyak merilis produk-produk baru yang kami sebut dengan compact millennial design. Yang terakhir kami launching Yuthica yang harganya di kisaran Rp700 juta sampai Rp1,5 miliar.

Itu memang suatu market yang kami garap di 2020 dan 2021. Ini menjadi suatu hal yang menarik bagi kami karena ke depannya kalangan milenial ini akan terus tumbuh karena umurnya akan bertambah kemudian berkeluarga yang akhirnya mereka membutuhkan rumah lebih besar. Itu yang akan terus kami ikuti sehingga nanti pada saat-saat yang ada kami juga bisa menyediakan produk yang sesuai dengan keinginan mereka.

Baru-baru ini Sinar Mas Land merilis layanan Drive-Thru Service melalui aplikasi One Smile dan menerima penghargaan terkait inovasi digital. Seberapa penting pemanfaatan teknologi digital bagi Sinar Mas Land? Kemudian, bagaimana rencana inovasi teknologi Sinar Mas Land ke depannya?

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: