Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jasa Tambang Nikel dan Proyek Bandara Dhoho Dongkrak Cuan PP Presisi hingga Dua Kali Lipat!

Jasa Tambang Nikel dan Proyek Bandara Dhoho Dongkrak Cuan PP Presisi hingga Dua Kali Lipat! Kredit Foto: PT Presisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan kenaikan laba bersih hingga lebih dari dua kali lipat atau sebesar 114,4% dari Rp50,1 miliar pada kuartal ketiga 2020 menjadi Rp107,4 miliar pada kuartal ketiga 2021. Hal itu sejalan dengan laba usaha PPRE yang naik 24% dari Rp277 miliar pada September 2020 menjadi Rp344 miliar pada September 2021.

Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, PPRE mengantongi pendapatan sebesar Rp1,9 triliun. Nilai tersebut tumbuh 18,5% dari pendapatan PPRE pada tahun sebelumnya yang hanya Rp1,6 triliun. Direktur Utama PPRE, Rully Noviandar, mengungkapkan bahwa usaha percepatan proyek konstruksi selama pelonggaran PPKM hingga usaha peningkatan kinerja operasional jasa pertambangan nikel turut menopang capaian positif kinerja keuangan perusahaan pada Q3 2021. Baca Juga: Rupiah Pasang Kuda-Kuda, Siap Menang Lawan Dolar AS dan Mata Uang Asia

"Di samping kedua usaha tersebut, peningkatan kinerja PPRE juga ditopang oleh kinerja ventura LMA pada proyek pembangunan Bandara Dhoho, Kediri, yang ikut menyumbang laba sebesar Rp64 miliar," pungkas Rully, Jumat, 19 November 2021. Baca Juga: Perusahaan Milik Taipan Pieter Tanuri Dulu Tekor, Sekarang Keuntungannya Lebih Gede dari Pendapatan!

Ia menambahkan, EBITDA PPRE meningkat 11,2% dari Rp623,7 miliar pada September 2020 menjadi Rp693,4 miliar pada September 2021. Total aset mengalami kenaikan sebesar 1,4% dari Rp6,9 triliun pada akhir Desember 2020 menjadi Rp7 triliun pada akhir September 2021. Debt dapat dipertahankan pada level Rp2,0 triliun seiring dengan kebutuhan PPRE untuk pembiayaan capex pembelian alat berat yang digunakan untuk mendukung pertumbuhan perolehan proyek baru. Sementara itu, total ekuitas meningkat sebesar 3,1% dari Rp2,8 triliun

pada 31 Desember 2020 menjadi Rp2,9 triliun pada 30 September 2021. PPRE mencatat, ROA meningkat dari 1,0% (9M20) menjadi 2,0% (9M21) dan ROE meningkat dari 2,4% (9M20) menjadi 4,9% (9M21).

"Ruang untuk melakukan leveraging masih terbuka sangat luas, karena rasio net debt to equity dapat dipertahankan di kisaran 0,8X. Terbukanya ruang leveraging yang besar menjadi sangat penting bagi pengembangan mining services nikel yang telah terbukti pada peningkatan kinerja PPRE," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: