Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Interpol Punya Bos Baru, Pejabat Kontroversial Uni Emirat Arab Dilantik

Interpol Punya Bos Baru, Pejabat Kontroversial Uni Emirat Arab Dilantik Kredit Foto: AP Photo/Francisco Seco
Warta Ekonomi, Istanbul -

Interpol pada Kamis (25/11/2021) memilih seorang pejabat kontroversial dari Uni Emirat Arab sebagai presiden barunya selama Majelis Umum tahunan badan penegak hukum internasional yang diadakan di Istanbul.

Mayjen Ahmed Naser al-Raisi, inspektur jenderal di kementerian dalam negeri Uni Emirat Arab dan anggota komite eksekutif Interpol, terpilih untuk satu masa jabatan empat tahun, badan kepolisian global mengumumkan. Dia telah dituduh oleh kelompok hak asasi manusia terlibat dalam penyiksaan dan penahanan sewenang-wenang di UEA, Associated Press melaporkan.

Baca Juga: Banyak yang Mengira Bekas Menteri Inggris Siap Angkat Raisi Jadi Bos Interpol, Faktanya...

Kandidat kontroversial lainnya, Hu Binchen, seorang pejabat di kementerian keamanan publik China, terpilih untuk bergabung dengan komite eksekutif Interpol sebagai delegasi dari Asia.

Hu didukung oleh pemerintah China, yang diduga menggunakan badan polisi global untuk memburu para pembangkang yang diasingkan dan menghilangkan warganya.

Agensi yang berbasis di Lyon, Prancis ini bertindak sebagai perantara untuk layanan kepolisian nasional yang berusaha memburu tersangka di luar perbatasan mereka.

Terpilihnya Al-Raisi dan Hu terjadi saat badan internasional itu mendapat kecaman bahwa sistem "red notice"-nya digunakan untuk mengejar pembangkang atau musuh politik yang diasingkan alih-alih penjahat. Piagam Interpol bagaimanapun, melarang penggunaan pemberitahuan polisi untuk alasan politik.

Interpol mengatakan al-Raisi terpilih setelah tiga putaran pemungutan suara dan menerima 68,9% suara yang diberikan di putaran final.

“Merupakan suatu kehormatan telah terpilih untuk menjabat sebagai presiden Interpol berikutnya,” kata badan kepolisian global mengutip al-Raisi.

“Interpol adalah organisasi yang sangat diperlukan yang dibangun di atas kekuatan kemitraannya. Semangat kolaboratif ini, bersatu dalam misi, yang akan terus saya bina saat kita bekerja untuk membuat dunia yang lebih aman bagi manusia dan komunitas,” katanya.

Pemungutan suara untuk presiden diawasi dengan ketat sejak presiden pertama badan tersebut, Meng Hongwei, menghilang di tengah masa jabatan empat tahunnya dalam perjalanan kembali ke China pada 2018. Kemudian terungkap bahwa ia telah ditahan dan dituduh melakukan penyuapan. dan dugaan kejahatan lainnya.

Al-Raisi dituduh melakukan penyiksaan dan memiliki tuntutan pidana terhadapnya di lima negara, termasuk di Prancis, tempat markas Interpol, dan di Turki, tempat pemilihan diadakan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: