Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Pembicaran Genting Soal Nuklir, Utusan Iran, China dan Rusia Duduk Bareng dalam Satu Meja

Jelang Pembicaran Genting Soal Nuklir, Utusan Iran, China dan Rusia Duduk Bareng dalam Satu Meja Kredit Foto: Reuters/Carlos Barria
Warta Ekonomi, Wina -

Tim perunding Iran, yang dipimpin oleh Ali Bagheri Kani, mengadakan pertemuan bilateral dan trilateral di markas besar Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina pada Minggu (28/11/2021).

“Tim Iran tiba pada hari Sabtu di Wina dan memulai pertemuan, yang berlanjut pada hari Minggu di tingkat ahli dengan kepala tim perunding Rusia dan China, serta Koordinator Uni Eropa Enrique Mora,” diplomat Iran Mohammad Reza Ghaebi mengatakan kepada ISNA, dilansir France24.

Baca Juga: Informasi Mahal dari Jenderal Top Amerika: Iran Sangat Dekat dengan Bom Nuklir Kurang Lebih Setahun

Pertemuan di markas besar IAEA di Wina itu dilakukan menjelang dimulainya kembali pembicaraan untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir penting Iran 2015 setelah mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri dari perjanjian itu. Itu membuat cemas kekuatan dunia lain yang terlibat seperti Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia.

Dengan penarikan itu, AS juga menerapkan kembali sanksi terhadap Iran yang dicabut berdasarkan ketentuan perjanjian itu. Sebagai tanggapan, Iran telah melanggar banyak pembatasan yang ditetapkan pada program nuklirnya.

Negosiasi tidak langsung di Wina dilanjutkan Senin (29/11/2021) setelah penangguhan lima bulan yang diberlakukan oleh Iran. Babak baru dimulai setelah jeda yang dipicu oleh pemilihan presiden baru Iran, Ebrahim Raisi, seorang ulama garis keras.

Harapan rendah

Harapan atas pembicaraan baru itu sangat rendah mengingat aktivitas pengayaan uranium Iran terus bergemuruh.Tim perunding baru Teheran telah menetapkan tuntutan yang dianggap tidak realistis oleh diplomat AS dan Eropa. Mereka bersikeras bahwa semua sanksi AS dan UE yang diberlakukan sejak 2017, termasuk yang tidak terkait dengan program nuklirnya, dicabut.

Secara paralel, konflik Teheran dengan pengawas atom PBB, yang memantau program nuklir, telah memburuk.

Iran telah terus maju dengan program pengayaannya dan IAEA mengatakan para pengawasnya telah diperlakukan secara kasar dan menolak akses untuk memasang kembali kamera pemantau di situs yang dianggap penting untuk menghidupkan kembali kesepakatan dengan kekuatan dunia.

"Mereka melakukan cukup teknis sehingga mereka dapat mengubah hubungan dasar mereka dengan Barat untuk dapat melakukan dialog yang lebih setara di masa depan," kata seorang diplomat Barat yang terlibat dalam pembicaraan tersebut.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: