Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dongkrak Ekonomi di Desa Wisata, SMF Salurkan Rp11 Miliar untuk Pembiayaan Homestay

Dongkrak Ekonomi di Desa Wisata, SMF Salurkan Rp11 Miliar untuk Pembiayaan Homestay Kredit Foto: SMF
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah menyalurkan dana pembiayaan untuk homestay senilai Rp11 miliar per September 2021. Adapun total dana yang disiapkan sebesar Rp20 miliar.

"Realisasi pembiayaan 11 desa untuk 91 unit homestay baru Rp11 miliar. Kami punya dana Rp20 miliar. Tahun depan kami tambah 5 desa, alokasi ke eksisting, buka baru lagi," kata Direktur SMF Trisnadi Yulrisman saat media gathering di Lombok, NTB, Jumat (26/11/2021).

Baca Juga: Kolaborasi AltiusPeople dan Accurate Indonesia Dukung Aspek Financial dan HR Perusahaan Indonesia

Kesebelas desa yang dimaksud telah mencakup sejumlah wilayah, antara lain destinasi super prioritas pariwisata (DSPP) Borobudur, DSPP Mandalika, serta daerah potensi wisata seperti Banyuwangi dan Sumedang.

Program ini turut bersinergi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) guna mendorong sektor pariwisata dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN). Terlebih, saat ini sektor tersebut terpukul lantaran pandemi Covid-19.

Tris mengungkapkan optimisme bahwa program pembiayaan homestay tersebut dapat terealisasikan sepenuhnya pada 2021. "Kita lihat kondisinya. Kalau kita bisa menghadapi pandemi dan kebangkitan pariwisata bisa jalan, kita yakin. Banyuwangi masih akan ada lagi tahun depan, masih banyak daerah di Jawa Timur dan Jawa Barat seperti di Sumedang dan Tasikmalaya," jelasnya.

Sementara itu, salah satu pengelola homestay di wilayah Lombok Selatan, Lalu Mauluddin mengungkapkan sangat terbantu dengan program pembiayaan homestay SMF. Lalu menerima dana pinjaman sebesar Rp100 juta dengan bunga 3% dan tanpa agunan. Biaya tersebut digunakan oleh Lalu untuk renovasi homestay miliknya.

"Pinjam Rp100 juta, tenor 5 tahun, cicilan sekitar Rp1,8 jutaan," ujar Ketua Pokdarwis Desa Wisata Kuta itu.

Lebih lanjut, Lalu mengungkapkan sangat terbantu dengan gelaran World Superbike Championship (WSBK) pada pertengahan November kemarin. Menurutnya, harga sewa normal homestay yang biasanya berada di kisaran Rp150 ribu hingga Rp200 ribu dapat dijual dengan harga Rp400 ribu hingga Rp600 saat gelaran WSBK. Umumnya, penyewa selama WSBK merupakan pekerja ajang kompetisi tersebut.

Sejalan dengan Lalu, penerima manfaat pembiayaan Tomi Julianda Akbar juga terbantu dengan adanya gelaran WSBK. Meskipun harus banting harga sewa menjadi Rp800 ribu per bulan, dari Rp150 ribu hingga Rp200 ribu per malam, namun Tomi tetap bersyukur homestay kelolaannya dapat terisi.

"Lumayan untuk bayar listrik keseharian," tuturnya.

Pengelola homestay di Desa Wisata Kuta ini mengaku telah menerima dana pinjaman dari SMF sebesar Rp50 juta dengan cicilan sebesar Rp1.160.000 dan tenor 4 tahun. Tomi juga mengungkapkan dirinya menerima relaksasi dari SMF, "Tahun ini [pinjaman] masih belum dicicil lagi."

SMF sendiri mencatat mayoritas distribusi penyaluran dana pinjaman cenderung masih didominasi oleh kawasan Indonesia bagian barat dengan cakupan sebesar 84,34% per September 2021. Sementara wilayah Indonesia tengah sebesar 14,96% dan Indonesia Timur 0,70%.

Adapun akumulasi distribusi dana penyaluran dana telah menjangkau 1.186 ribu debitur dengan rincian 61,05% untuk pinjaman, 18,38% KPR FLPP, 20,45% sekuritisasi, dan 0,13% pembelian KPR.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: