Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertama Kalinya sejak Tahun 1996, Amerika Tunjuk Duta Besar untuk Sudan

Pertama Kalinya sejak Tahun 1996, Amerika Tunjuk Duta Besar untuk Sudan Kredit Foto: AP Photo/Ashraf Idris
Warta Ekonomi, Washington -

Amerika Serikat telah menunjuk seorang duta besar (dubes) untuk Sudan pertama kalinya dalam 25 tahun, setelah Washington meningkatkan perwakilan diplomatiknya di Khartoum.

Menyadur Middle East Monitor, Senin (29/11/2021), keputusan itu terjadi setelah AS meningkatkan perwakilan diplomatik di Sudan dari Kuasa Usaha menjadi duta besar.

Baca Juga: Jenderal Sudan Kembalikan Kekuasaan, Sipil Kembali Memerintah Negara

Menurut Al-Arabiya, John Godfrey diangkat menjadi duta besar AS untuk Sudan pada Sabtu (27/11/2021). Ia menjadi duta besar AS pertama di Sudan sejak 1996.

Pada bulan Juli, majalah Foreign Policy melaporkan jika Godfey sebagai kandidat yang paling mungkin menjadi diplomat top AS di Sudan.

Pada pertengahan 2021, Godfrey adalah penjabat utusan kontraterorisme Departemen Luar Negeri AS dan utusan khusus untuk koalisi global melawan Daesh.

Sebelum menjadi dubes, Godfrey sempat memegang beberapa jabatan di Timur Tengah dan Afrika Utara, dan antara tahun 2013-2014, ia adalah kepala staf Wakil Menteri Luar Negeri AS.

Pengalaman Godfrey di wilayah Sudan disebut menguntungkan bagi AS saat negara itu sedang melakukan transisi menuju demokrasi di tengah pengaruh kekuatan regional.

Hubungan antara AS dan Sudan mulai memburuk pada awal 1990-an, setelah Presiden Omar al-Bashir mendukung kelompok-kelompok ekstremis.

Sudan kemudian masuk dalam daftar negara yang mensponsori terorisme di AS, setelah pemerintah menetapkannya pada tahun 1993.

Negara di Afrika Bagian Utara tersebut akhirnya keluar dari daftar AS sampai Abdullah Hamdok mengambil alih kepala pemerintahan dua tahun lalu.

Washington menangguhkan kedutaannya di Khartoum pada tahun 1996, dan kemudian, pada tahun 1997, mantan Presiden AS Bill Clinton mengeluarkan perintah untuk memberlakukan sanksi ekonomi, keuangan dan perdagangan yang komprehensif di Sudan.

Setelah Abdalla Hamdok menjabat pada 2019, AS menghapus Sudan dari daftar terorisme dan Washington melanjutkan program bantuan untuk negara tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: