Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Andai Reuni 212 Ngotot Digelar di Patung Kuda, Ferdinand Blak-blakan: Tangkap Panitianya!

Andai Reuni 212 Ngotot Digelar di Patung Kuda, Ferdinand Blak-blakan: Tangkap Panitianya! Kredit Foto: Instagram/ferdinand_hutahaean
Warta Ekonomi -

Ketua Yayasan Keadilan Masyarakat Ferdinand Hutahaean merespons rencana nekat panitia Reuni 212 yang tetap menggelar aksi superdamai di Patung Kuda, Jakarta Pusat, pada Kamis (2/12) besok.

Menurut Ferdinand, pihak panitia Reuni 212 tidak bisa membedakan antara reuni dan penyampaian pendapat.

Dia menegaskan yang diatur dalam undang-undang itu hanya penyampaian pendapat di muka umum yang tidak memerlukan izin, tetapi hanya pemberitahuan.

Baca Juga: Babe soal Reuni 212: Jangan Baper

"Ini kan aksi reuni, bukan penyampaian pendapat. Di situlah pentingnya izin," kata Ferdinand kepada JPNN.com, Rabu (1/12).

Eks politikus Partai Demokrat itu mengatakan pihak panitia Reuni 212 harus paham dan mengerti mengenai aturan tersebut.

Sebab, dalam situasi pandemi Covid-19, ada juga aturan-aturan yang bersifat lex specialis (bersifat khusus).

Oleh karena itu, bila tetap ngotot menggelar reuni tanpa izin wilayah dari pemerintah daerah maupun izin keramaian dari kepolisian harus ditindak.

"Tangkap panitianya, semua harus diproses hukum," kata Ferdinand.

Ferdinand juga meminta aparat TNI turut membantu kepolisian mengamankan aksi Reuni 212 itu.

"Jangan dibiarkan, kalau dibiarkan mereka akan merasa kelompok yang bisa melakukan apa saja di republik ini. Kita harus tegas, keras melaksanakan hukum negara, itu yang paling penting," tegas Ferdinand.

Ferdinand mengaku secara pribadi mendukung aparat kepolisian mengambil tindakan tegas terhadap panitia kalau tetap ngotot melaksanakan Reuni 212.

Baca Juga: Harap Tenang! Stop Ribut Soal Doa Pakai Bahasa Apa, Ini Pesan Bijak Sekretaris Umum PP Muhammadiyah

Ferdinand mengatakan penegakan hukum menjadikan masyarakat sadar tentang perlunya mematuhi aturan.

"Kalau dibiarkan, ini berbahaya, mereka akan merasa kuat dan kelompok yang bisa melakukan apa saja di republik ini," pungkas Ferdinand. (cr3/jpnn)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: