Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul memberikan analisis terkait kepentingan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menggelar pagelaran Formula E.
Tidak hanya itu, dirinya juga mengungkapkan mengapa Anies sangat ngotot untuk menggelar Formula E walaupun lokasi yang telah ditentukan sudah ditolak oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dirinya menduga bahwa ada pihak yang secara politis menjadikan rivalitas antara Jokowi dan Anies untuk terus berseteru demi Pemilu 2024.
Baca Juga: Reuni 212 Dibubarkan Petugas, PSI Sentil Anies Baswedan: Ayo Diurus... Jangan Ngumpet Terus!
"Dalam segala persoalan selalu menarik untuk dijadikan komoditas politik, tak terkecuali formula E. Rivalitas keduanya juga sangat menarik," ujar Adib melansir GenPI.co, Kamis (2/12).
Menurutnya, persoalan-persoalan yang sering terjadi akhir-akhir ini juga bisa menjadi indikator untuk mengukur sejauh mana kekuatan secara politik di 2024.
"Karena saat ini, simbol Anies berusaha didegradasi lewat peran Jokowi. Anies sadar itu dan karenanya dia melawan dengan menyoalkan penentuan lokasi yang bukan kehendak presiden," katanya.
Adib juga menilai sosok Anies dan Jokowi sangat berpotensi ikut menentukan proses politik di 2024. Sebab, Anies merupakan sosok yang dicap oposisi. "Sejak bergabungnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke kabinet, banyak pendukungnya yang beralih ke Anies," ucapnya.
Di sisi lain, Adib menilai Jokowi memiliki peran sangat besar di 2024 nanti. Sebab, arah dukungan Jokowi bisa menjadi penentu siapa sosok yang bisa menjadi presiden.
"Saya yakin bahwa Jokowi masih menjadi magnet di 2024. Figur yang didukungnya bakal panen dukungan besar dari ceruk pemilih Jokowi," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: