Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali menjadi perbincangan publik. Kali ini, Risma memaksa seorang anak penyandang disabilitas tunarungu untuk berbicara di depan banyak orang.
Kejadian tersebut terjadi pada sebuah acara dalam rangka memeringati Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021.
Baca Juga: Langsung Dipantau KSAD Dudung Abdurachman, Reuni 212 Sepi Banget
Peristiwa itu bermula ketika Risma melihat lukisan pohon yang dibuat seorang anak disabilitas tunarungu. Di atas panggung acara tersebut, Risma meminta anak itu untuk berbicara.
"Kamu melukis pohon karena pengin kami semua tidak merusak bumi, kan. Kamu sekarang ibu minta bicara. Ndak pakai alat, kamu bicara," kata Risma kepada anak tersebut.
Risma lantas menyodorkan mikrofon ke mulut anak laki-laki itu. Setelah sekian menit, sang anak tetap tak bisa menyebutkan sepatah kata pun.
Tindakan Risma tersebut mendapat kritikan dari perwakilan Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin), Stefanus.
Di atas panggung itu, Stefanus ternyata menyampaikan protes kepada Risma.
“Saya mau bicara dengan ibu sebelumnya, bahwasanya anak tuli itu memang harus menggunakan alat bantu dengar, tapi tidak untuk dipaksa berbicara,” kata Stefanus melalui penerjemah bahasa bicara isyarat.
Baca Juga: Ferdinand Hutahaean Pasang Badan Bela KSAD Dudung: Tuhan Bukan Orang Arab!
Stefanus mengaku kaget saat melihat Risma memaksa penyandang disabilitas rungu wicara untuk berbicara. Sebab, penyandang disabilitas rungu wicara biasanya berbicara dengan bahasa isyarat.
“Karakter anak tuli itu bermacam-macam. Jadi ada yang bicaranya tidak jelas, ada yang memang dia tuli sejak kecil dan kemampuan bahasa isyaratnya pun beragam. Jadi itu yang harus dihargai,” kata Stefanus, yang berdiri sekitar dua meter di samping Risma.
Mendengar kritik tersebut, Risma langsung menghampiri Stefan di lokasi. Risma mengatakan tindakannya meminta para penyandang disabilitas untuk berbicara di depan umum sebagai salah satu upaya untuk melatih kemampuan bicara.
"Kenapa ibu paksa kalian untuk bicara? Ibu paksa memang, supaya kita bisa memaksimalkan pemberian Tuhan kepada kita, mulut, mata, telinga. Tapi saya berharap kita semua bisa mencoba," ujarnya.
Baca Juga: Refly Harun Ingin Reuni 212 Lebih Megah: Kalau Perlu Jakarta Tutup
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Adrial Akbar
Tag Terkait: