Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kawasan Timur Indonesia Butuh Pemerataan Akses Internet

Kawasan Timur Indonesia Butuh Pemerataan Akses Internet Anak-anak menggunakan alat komunikasi di Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Sabtu (27/1). Pemerintah menargetkan pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS) untuk internet berkecepatan tinggi selesai pada 2019 di 180 kecamatan yang tersebar di 12 provinsi diantaranya Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat. | Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kehadiran Internet Service Provider (ISP) di Kawasan Timur Indonesia sangat dinantikan. Hal itu untuk mendongkrak Indeks Pembangunan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) agar sejajar dengan provinsi lain di Indonesia.

Papua sebagai provinsi paling timur di Indonesia, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks IP-TIK tercatat paling rendah selama 3 tahun berturut-turut dibandingkan 33 provinsi lain di Tanah Air. Tahun 2017, IP-TIK di Papua sebesar 3,50, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 3,30. Pada tahun 2019, mengalami kenaikan tipis menjadi 3,33.

Baca Juga: Robolife Smart Home: Inovasi Hidup Pintar dan Praktis Lewat Jaringan Internet

Di antara sub-indeks pembentuk indek IP-TIK di Papua, sub-indeks penggunaan mendapatkan angka terendah. Sub-indeks tertinggi berada pada sub-indeks keahlian sebesar 4,79, diikuti sub-indeks akses dan infrastruktur sebesar 3,82 dan sub-indeks penggunaan sebesar 2,1. Untuk diketahui, sub-indeks penggunaan ini terdiri dari persentase penduduk yang menggunakan internet, penggunaan fixed broadband internet per 100 penduduk dan pelanggan mobile broadbrand internet aktif per 100 penduduk.

Penetrasi internet ke rumah tangga di Papua sesungguhnya terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, meski masih kalah dibandingkan provinsi lainnya. Mengutip data BPS, pada tahun 2016, proporsi rumah tangga yang pernah mengakses internet kurang lebih 19,26 persen dan meningkat menjadi 27,33 persen di tahun 2017. Di tahun 2018 penetrasi internet ke rumah tangga bertambah menjadi 29,50 persen. Hingga di tahun 2019, proporsi rumah tangga yang pernah mengakses internet sudah mencapai 31,31 persen. Jumlah rumah tangga di Papua pada tahun 2019 tercatat sebanyak 784.718.

Di sisi yang lain, persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang pernah mengakses internet pada tahun 2019 di Provinsi Papua kurang lebih baru sebanyak 21,70 persen. Dengan jumlah penduduk usia 5 tahun ke atas sebanyak 3 juta jiwa, kurang lebih 650 ribuan jiwa yang merasakan kehadiran internet. Di sinilah peran internet service provider (ISP) khususnya penyedia layanan fixed broadband yang bersedia hadir di Bumi Cendrawasih ini, sangat membantu upaya pemerataan akses internet di seluruh penjuru negeri.

Bila dipandang dari pembangunan TIK dan ketimpangan pendapatan, terlihat bahwa dua provinsi di bagian paling timur Indonesia, yakni Papua dan Papua Barat, masuk dalam kelompok provinsi dengan pembangunan TIK rendah dengan ketimpangan pendapatan (gini ratio) yang besar. Mendorong percepatan kehadiran internet di kedua provinsi ini akan mengatasi persoalan rendahnya akses internet (connectiviy) tersebut. Disisi lain, kehadiran internet akan membuka kesempatan belajar dan menumbuhkan kreativitas (creativity) pada generasi muda di Papua dan Papua Barat. 

Hal ini seyogianya tidak hanya menunggu kemampuan pemerintah semata, tapi juga menggerakkan para provider sebagai sebuah tanggung jawab (charity) untuk ikut berperan aktif mewujudkan pemerataan infrastruktur internet di daerah terutama di Kawasan Timur Indonesia. 

Tumbuhnya kreativitas penduduk tentu memberikan peluang tumbuhnya wirausaha-wirausaha muda di Papua dan Papua Barat yang pada akhirnya akan makin meningkatkan kesejahteraan sosial penduduk.

Seperti diketahui bersama, Telkom melalui IndiHome terus menggaungkan digitalisasi di Kawasan Timur Indonesia. Salah satunya melalui program IndiHome Wonderful Papua. Program ini tentu akan memberikan dorongan yang luar biasa terhadap aktivitas, kreativitas, dan produktivitas sehingga akan terwujud harapan percepatan pemberdayaan masyarakat Bumi Cenderawasih. Apa yang telah dilakukan salah satu provider fixed broadband ini di tanah Papua diharapkan akan juga men-trigger provider lain untuk hadir di Kawasan Timur Indonesia.

Meski belum menjangkau seluruh kabupaten atau kota di Papua dan Papua Barat, program IndiHome Wonderful Papua yang diawali dengan memperkenalkan 10 Wifi Corner (WiCo) di Merauke, Wamena, Mimika, Raja Ampat, Sorong, dan Manokwari adalah sebuah langkah yang pantas diapresiasi. Adanya Wifi Corner di Papua akan berperan besar dalam rangka mendorong pemerataan akses internet di seluruh Indonesia sehingga masyarakat Papua juga bisa merasakan kelancaran dan kenyamanan berinternet seperti kota-kota besar di luar Pulau Papua.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: