Uang dan Harta Gak Dibawa Mati, Konglomerat TP Rachmat Serukan Para Pengusaha untuk Banyak Berbagi
Saat kecil, Teddy tumbuh di Kota Bandung, di mana rumahnya berdekatan dengan panti asuhan. Saat itu, ia baru berusia 5 tahun, dan merasa iba melihat anak-anak kecil di panti asuhan tersebut. Setiap pagi anak-anak itu berbaris, bahkan tak sedikit yang meminta makan kepada Teddy. Oleh karena itu, sejak kecil telah tertanam, jika suatu hari diberi kelebihan, Teddy berjanji akan membantu mereka.
Sejak itu pula, beberapa kali Teddy menyadari bahwa berbagai masalah yang terjadi di Indonesia karena adanya kesenjangan. Pada tahun 1998, Teddy mulai aktif dalam kegiatan sosial dengan membentuk IJARI (Indonesia Belajar Mandiri) untuk membantu mahasiswa yang putus kuliah. Namun, yayasan itu perlahan berganti nama menjadi Yayasan Pelayanan Kasih A & A Rachmat yang berasal dari nama kedua orangnya, Adi dan Agustina.
Melalui yayasan tersebut, Teddy membagikan 1.500 beasiswa setiap tahunnya. Selama bertahun-tahun berjalan, sudah lebih dari 10.000 mahasiswa yang mendapatkan manfaat dari beasiswa tersebut. Kemudian, yayasan tersebut juga membantu anak yatim piatu. Yang sudah terjamah ada lebih dari 6.500 anak yatim piatu untuk dibantu berupa uang.
Kemudian, yayasan itu juga memiliki klinik kecil di daerah kumuh yang cukup membayar Rp5.000 tetapi sudah mendapat perawatan seperti obat. Teddy berujar bahwa itu semua memberikan makna dalam hidupnya.
Meski demikian, masih ada mimpi Teddy yang belum terwujud, yakni melihat tak ada lagi kemiskinan di Indonesia. Teddy pun berpesan untuk para pengusaha agar senantiasa lebih banyak berbagi. Karena, uang dan harta tidak akan dibawa mati.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami