Prokes, Vaksinasi dan Deteksi Dini Adalah Cara Antisipasi Varian Omicron
Sedangkan terkait situasi di tanah air, Nadia menyebutkan, meski laju penularan rendah, namun varian Delta yang mendominasi virus COVID-19 di Indonesia masih terus bermutasi. Setidaknya 23 varian turunan telah teridentifikasi. Artinya, kata Nadia, upaya pengendalian seperti disiplin prokes, vaksinasi dan deteksi dini adalah keharusan.
“Kalau prokes dilakukan, dapat mencegah virus menemukan inang baru untuk berkembang,” tuturnya. Sedangkan vaksinasi, dikatakannya, selain mencegah sakit parah, juga akan menekan jumlah populasi virus.
“Bila semua sudah divaksinasi, kita akan punya benteng kekebalan yang bisa menjaga kita dari varian baru dari luar negeri maupun munculnya varian baru di dalam negeri,” papar Nadia.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, bahwa apapun varian virusnya, masyarakat diharapkan menerapkan 100% prokes dan melengkapi vaksinasi sebagai upaya pencegahan.
Windhu menjelaskan, Omicron memunculkan gejala yang kurang lebih sama, yakni seperti influenza pada umumnya, yang membedakan adalah tempat mutasinya. Cara penularan juga tidak jauh berbeda, yaitu melalui droplet dan bisa sebagai airborne (penyakit yang menyebar lewat udara) di tempat tertutup.
"Jadi prokes tetap nomor satu untuk mencegah tertular atau menulari orang lain, dan mencegah terjadinya mutasi baru,” tandas Windhu, “kalau ingin mencegah mutasi, jangan sampai terjadi transmisi,” lanjutnya.
Terkait percepatan vaksinasi, ia meminta masyarakat tidak pilih-pilih vaksin atau bahkan menolak vaksin. Sebab, ujarnya, vaksin memberikan perlindungan ketika kita terpapar virus, agar tidak sakit berat bahkan risiko yang lebih buruk lainnya. “Kalau bisa 100% vaksinasi dosis lengkap, kita akan lebih aman,” tandas Windhu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: