Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PII Persiapkan Insinyur Dukung Kepemimpinan Indonesia di G20

PII Persiapkan Insinyur Dukung Kepemimpinan Indonesia di G20 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mendukung kepemimpinan Indonesia di G20, dengan melakukan upaya penguatan insinyur profesional Indonesia dengan tujuan mencapai ‘bonus insinyur’ atau jumlah insinyur yang surplus melampaui kebutuhan. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PII, Heru Dewanto dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (11/12/2021).

Didampingi oleh Wakil Ketua Umum PII Danis Hidayat Sumadilaga dan Sekertaris Jenderal PII Teguh Haryono, Heru mengatakan hal tersebut  akan menjadi pembahasan dalam Kongres Persatuan Insinyur Indonesia XXII, yang akan digelar di Nusa Dua, Bali, pada 16-18 Desember 2021.

"Bonus insinyur itu merupakan kata kunci yang penting dalam memastikan Indonesia sukses dalam kepemimpinan G20. Oleh karena itu tema Kongres PII XXII kali ini adalah Penguatan Insinyur Profesional Indonesia Menuju Kepemimpinan Indonesia di Panggung Dunia," ujar Heru Dewanto.

Ia mengatakan, tema tersebut sejalan dengan visi Indonesia sebagai Presidensi G20, yang fokus untuk menyukseskan tiga hal yakni penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi berbasis digital dan transisi menuju energi berkelanjutan. Heru Dewanto memastikan, peran insinyur dengan segala potensi serta aset sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi PII untuk mendukung keberhasilan kerja besar kepemimpinan Indonesia di G20, adalah fokus PII.

PII telah melakukan banyak hal dalam memenuhi kebutuhan insinyur hingga nantinya mencapai 'Bonus Insinyur' di Indonesia. PII telah memiliki dan mempraktikkan proses lima rantai nilai keinsinyuran (engineer value chain), sejak para calon insinyur menempuh pendidikan Teknik, menjadi sarjana, lalu menjadi insinyur profesional, sertifikasi hingga memiliki standar global. 

"Bahkan saat ini para mahasiswa dan alumni vokasi bisa menempuh proses untuk menjadi insinyur, tersertifikasi, hingga mencapai standar yang diakui sebagai international engineer."

Lanjutnya, jumlah anggota PII saat ini tercatat mencapai 47.125 orang, yang profesional ada 19.025 orang. Jumlah ideal insinyur di Indonesia, menurutnya sangat tergantung dari program pemerintah mengenai infrastruktur. Namun sebagai gambaran, di Indonesia saat ini ada sekitar 3.200 insinyur untuk setiap satu juta penduduk, ini sangat rendah bila dibandingkan dengan negara tetangga . Di Vietnam saja memiliki sekitar sembilan ribu insinyur untuk setiap satu juta penduduk. Jika Indonesia berniat bersaing dengan Vietnam, menurut Heru Dewanto, minimal Indonesia butuh insinyur yang jumlahnya lebih banyak lagi.

Dikatakan Heru, Insinyur juga bisa berkontribusi dalam tujuan G20 mengenai penanggulangan permasalahan pandemi Covid 19, termasuk di bidang ekonomi. Pandemi ini adalah sesuatu yang sebelumnya belum pernah terjadi, sehingga tidak ada kasus yang bisa dijadikan acuan. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi-inovasi, yang mana merupakan keahlian insinyur.

"Para insinyur adalah orang-orang yang didik bekerja membuat inovasi, semakin banyak insinyur, semakin banyak kita membuka peluang solusi-solusi yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya," ujarnya

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim selaku Pembina  PII menyampaikan harapannya agar profesi insinyur di Indonesia bisa makin kompetitif. Untuk itu kerjasama dengan perguruan tinggi sebagai tempat pendidikan calon insinyur harus lebih erat.

Nadiem menyatakan bahwa saat ini Kemendikbud Ristek telah meluncurkan Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) Teknik untuk melaksanakan akreditasi Program Studi Teknik di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. 

“Kemendikbud Ristek telah menetapkan LAM Teknik, yang berada di bawah PII, yg akan mengakreditasi Program Studi Teknik di seluruh perguruan tinggi se-Indonesia,” kata Mendikbud Ristek Nadiem Makarim.

LAM Teknik ini menggantikan fungsi BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi) khusus untuk program studi teknik. Melalui akreditasi yg berbasis pada organisasi profesi diharapkan kualitas dan kompetensi insinyur akan lebih sesuai dengan kebutuhan dunia profesi. 

Selain LAM Teknik, PII juga menyelenggarakan IABEE yg telah ditetapkan sebagai anggota provisional Washington Accord dan Seoul Accord. Artinya sistem akreditasi dari IABEE PII bagi program studi teknik dan ilmu komputer juga diakui memenuhi standar internasional.

Untuk pengembangan standar pendidikan profesi Insinyur Kemendikbud juga telah membentuk tim TP3I (Tim Pengembangan Pendidikan Profesi Insinyur) yang merupakan tim gabungan antara PII dan Perguruan Tinggi, yang ditetapkan melalui SK Dirjen Dikti. 

“Bahkan mulai tahun 2021 ini Kemendikbud Ristek bersama PII dalam kerjasama dengan Pemerintah dan industri Hungaria, mulai mengirim lima puluh mahasiswa vokasi untuk internship atau magang industri di Hungaria. Jumlah ini akan terus bertambah ke depannya. Selain implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang kami programkan, ini juga merupakan dukungan Kemendikbud Ristek dalam pengembangan keinsinyuran di Indonesia,” ujar Nadiem Makarim

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi

Bagikan Artikel: