Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Berantakan, Investor China Diminta Segera Berinvestasi di Afghanistan

Ekonomi Berantakan, Investor China Diminta Segera Berinvestasi di Afghanistan Kredit Foto: AP Photo/Bernat Armangue
Warta Ekonomi, Kabul -

Taliban telah meminta para pengusaha, khususnya asal China, untuk berinvestasi di Afghanistan. Saat ini Afghanistan tengah menghadapi krisis ekonomi dan kemanusiaan yang memburuk.

“Kami berharap semua pengusaha, khususnya investor China, berinvestasi di Afghanistan dan Emirat Islam Afghanistan (pemerintahan Taliban) akan memastikan keamanan mereka,” kata wakil juru bicara pemerintahan Taliban Bilal Karimi, Senin (13/12/2021), dilaporkan Khaama Press.

Baca Juga: Duit Rp4 Triliun bakal Mengalir ke Afghanistan, Taliban Dipastikan Tak Kecipratan karena...

Bulan lalu, Program Pembangunan PBB (UNDP) memperingatkan sektor perbankan Afghanistan berisiko runtuh. Hal itu dipicu oleh memburuknya likuiditas dan peningkatan pinjaman bermasalah.

“Sistem pembayaran keuangan dan bank Afghanistan berantakan,” kata UNDP dalam laporannya pada 22 November dikutip laman BNN Bloomberg.

UNDP mengatakan penurunan simpanan bank harus diselesaikan dengan cepat. Hal itu guna meningkatkan kapasitas produksi Afghanistan yang terbatas dan mencegah runtuhnya sistem perbankan.

Menurut analisis UNDP, rasio pinjaman bermasalah di Afghanistan naik menjadi 57 persen pada September. Perkiraan awal tahun, angkanya hanya mencapai 30 persen.

Sementara total simpanan perbankan di Afghanistan diperkirakan bakal berakhir pada 2021 sebesar 165 miliar afghani atau sekitar 1,8 miliar dolar AS. Jumlah itu turun 40 persen dari tahun lalu.

“Dengan kondisi saat ini, rasio NPL (Non-Performing Loan) tampaknya meningkat, yang kemungkinan akan menyebabkan runtuhnya UMKM dan sektor perbankan,” terang UNDP.

Kepala UNDP Afghanistan Abdallah al Dardari mengatakan tantangan lain yang dihadapi Afghanistan adalah hilangnya kapasitas pembiayaan perdagangan. “Karena sebagian besar impor pangan dibiayai melalui sistem perbankan,” ujarnya.

Dia menjelaskan PBB dan organisasi internasional membutuhkan sektor perbankan yang berfungsi untuk menyalurkan bantuan keuangan guna mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan.

Al Dardari mengatakan Afghanistan dapat menghadapi kelaparan yang merajalela. Kecuali masyarakat internasional mengambil tindakan segera untuk membantu sektor keuangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: