Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu JSON?

Apa Itu JSON? Kredit Foto: Unsplash/ Scott Graham
Warta Ekonomi, Jakarta -

JSON merupakan singkatan dari JavaScript Object Notation, yaitu open standard format yang ringan dan berbasis teks, serta dirancang secara eksplisit untuk pertukaran data yang dapat dibaca manusia. Ini adalah format data yang tidak bergantung pada bahasa. Ini mendukung hampir semua jenis bahasa, framework, dan library.

Pada awal tahun 2000-an, JSON awalnya ditentukan oleh Douglas Crockford. Kemudian pada tahun 2013, JSON distandarisasi sebagai ECMA-404, dan RCF 8259 yang diterbitkan pada 2017. JSON menjadi open standard untuk pertukaran data di web. Ini mendukung struktur data seperti objek dan array. Jadi, mudah untuk menulis dan membaca data dari JSON.

Baca Juga: Apa Itu Microformats?

Di JSON, data direpresentasikan dalam pasangan nilai kunci, dan curly braces yang menahan objek, di mana titik dua diikuti setelah setiap nama. Koma digunakan untuk memisahkan pasangan nilai kunci. Tanda kurung siku digunakan untuk menyimpan array, di mana setiap nilai dipisahkan dengan koma.

Key dan Value pada JSON

Dua bagian utama yang membentuk JSON adalah kunci (key) dan nilai (value). Bersama-sama, mereka membuat pasangan key/value.

  • Key: Key selalu berupa string yang diapit tanda kutip;
  • Value: Value dapat berupa string, angka, ekspresi boolean, array, atau objek;
  • Pasangan nilai kunci: Pasangan nilai kunci mengikuti sintaks tertentu, dengan kunci diikuti oleh titik dua diikuti dengan nilainya. Pasangan nilai kinci dipisahkan dengan koma.

Mari kita ambil satu baris dari contoh JSON dan identifikasi setiap bagian dari kode.

"foo" : "bar"

Contoh ini adalah pasangan nilai kunci. Kuncinya adalah "foo" dan nilainya adalah "bar".

Jenis-Jenis Value pada JSON

  • Array: Array nilai asosiatif.
  • Boolean: Benar atau salah.
  • Number: Sebuah bilangan bulat.
  • Object: Array asosiatif pasangan nilai kunci.
  • String: Beberapa karakter teks biasa yang biasanya membentuk sebuah kata.

Contoh Kasus Penggunaan JSON

1. Menghasilkan objek JSON dari data yang dibuat pengguna

JSON sangat cocok untuk menyimpan data sementara. Misalnya, data sementara dapat berupa data yang dibuat pengguna, seperti formulir yang dikirimkan di situs web. JSON juga dapat digunakan sebagai format data bahasa pemrograman apa saja untuk menyediakan interoperabilitas tingkat tinggi.

2. Mentransfer data antarsistem

Database situs web memiliki alamat surat pelanggan, tetapi alamat tersebut perlu diverifikasi melalui API untuk memastikannya valid. Kirim data alamat dalam format JSON ke API layanan validasi alamat.

3. Konfigurasi data untuk aplikasi

Saat mengembangkan aplikasi, setiap aplikasi memerlukan kredensial untuk terhubung ke database serta log file path. Kredensial dan file path dapat ditentukan dalam file JSON agar dapat tersedia dan mudah dibaca.

4. Menyederhanakan model data yang kompleks

JSON menyederhanakan dokumen kompleks hingga ke komponen yang telah diidentifikasi sebagai sesuatu yang bermakna dengan mengubah proses ekstraksi data menjadi file JSON yang dapat diprediksi dan dibaca manusia.

Mengapa Kita Perlu Menggunakan JSON?

Karena JSON adalah format pertukaran data bahasa yang mudah digunakan dan ringan dibandingkan dengan opsi lainnya, JSON juga dapat digunakan untuk integrasi API. Berikut ini adalah kelebihan dari JSON:

  1. Kurang Verbose: Berbeda dengan XML, JSON mengikuti gaya ringkas untuk meningkatkan keterbacaan penggunanya. Saat bekerja dengan sistem yang lebih kompleks, JSON cenderung membuat peningkatan substansial;
  2. Lebih Cepat: Proses penguraian JSON lebih cepat daripada XML karena pustaka manipulasi DOM di XML memerlukan memori ekstra untuk menangani file XML besar. Namun, JSON membutuhkan lebih sedikit data yang pada akhirnya menghasilkan pengurangan biaya dan peningkatan kecepatan penguraian;
  3. Mudah Dibaca: Struktur JSON mudah dibaca dan lugas. Terlepas dari bahasa pemrograman yang Anda gunakan, Anda dapat dengan mudah memetakan objek domain;
  4. Structure Data: Dalam JSON, struktur data peta digunakan, sedangkan XML mengikuti tree structure. Pasangan nilai kunci mungkin akan membatasi tugas, tetapi memfasilitasi model prediktif dan mudah dimengerti.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: