Bencana Iklim Terbesar Hantam Filipina dan Malaysia, Apa Kabar Indonesia?
Malaysia dan Filipina dilanda bencana iklim dengan skala yang lebih besar dari sebelumnya. Selain menyebabkan puluhan ribu warga mengungsi, bencana iklim di kedua negara tersebut merenggut korban jiwa.
Hujan lebat yang menyebabkan banjir besar di Malaysia selama akhir pekan lalu tercatat menyebabkan lima korban jiwa dan membuat 41 ribu orang mengungsi. Banjir di Malaysia disebabkan curah hujan yang memiliki intensitas terbesar dalam 100 tahun terakhir. Terdapat tujuh negara bagian Malaysia yang terdampak banjir.
Baca Juga: Omicron Sudah Sampai ke Malaysia-Singapura, Jubir Satgas Bilang...
Adapun di Filipina, jumlah korban jiwa akibat musibah topan Rai terus bertambah. Topan Rai melanda Filipina pada Jumat (17/12/2021) lalu dan merupakan topan terkuat yang menghantam Filipina pada tahun ini.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Air Malaysia (KASA) menyatakan, hujan deras yang melanda pantai barat Semenanjung Malaysia merupakan peristiwa sekali dalam 100 tahun. Sekretaris Jenderal KASA Zaini Ujang mengatakan, curah hujan tahunan di Kuala Lumpur tercatat mencapai 2.400 mm dan telah melebihi rata-rata curah hujan selama sebulan.
"Ini sesuatu yang di luar dugaan dan hanya terjadi setiap 100 tahun sekali," kata Zaini.
Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Malaysia (NADMA), tujuh negara bagian dan satu wilayah federal terkena dampak banjir, yaitu Kelantan, Terengganu, Pahang, Melaka, Negeri Sembilan, Selangor, Perak, dan Kuala Lumpur. Tak sedikit warga yang sempat terjebak di kendaraan dan rumah mereka saat musibah banjir melanda. Mengutip Bernama, ada sekitar 41 ribu warga yang sudah dievakuasi ke tempat pengungsian pada Minggu (19/12/2021).
Kepala Kepolisian Shah Alam, Baharudin Mat Taib mengatakan, korban meninggal ditemukan di Selangor, Pahang, Taman Sri Muda Shah Alam pada Senin (20/12/2021). Dua di antaranya diyakini warga Shah Alam, sedangkan jenazah ketiga belum diketahui identitasnya. Kematian lainnya terjadi di Kuantan, Pahang. Jenazah pria 34 tahun ditemukan di Kampung Cempaka pada pukul 07.15 waktu setempat.
Baharudin sebelumnya mengatakan bahwa jasad telah ditemukan oleh anggota masyarakat di dekat kondominium Alam Idaman di Shah Alam, Selangor, setelah permukaan air mulai surut sekitar pukul 19.50 pada Minggu.
"Segera setelah diberitahu tentang panggilan darurat bahwa ada jasad yang ditemukan, personel segera dikirim ke tempat kejadian. Almarhum diyakini tenggelam," ujarnya dikutip laman Channel News Asia, Senin (20/12).
Sementara itu, delapan orang dilaporkan hilang di Bentong, Pahang. Mereka diduga hanyut terbawa arus banjir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: